Passive income tidak hanya bisa didapat dari kos-kosan, menyewakan properti, atau deposito. Investasi saham juga bisa memberikan passive income yang menarik melalui dividen saham. Ada banyak kelebihan passive income dari dividen saham, sehingga layak untuk anda coba. Nah sebelum membahas lebih dalam, kita perlu tahu dulu seluk beluk dividen saham.
Memahami Dividen Saham
Dividen adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada pemegang saham. Sementara bagian laba yang lain tetap berada di perusahaan dan digunakan untuk keperluan lain, misalnya ekspansi usaha atau memperkuat permodalan. Nah rasio dari laba yang akan dibagikan dalam bentuk dividen dibanding dengan total laba bersih adalah Dividend Payout Ratio (DPR). Semakin tinggi DPR, maka makin banyak laba yang disalurkan ke pemegang saham dan makin sedikit laba yang ditahan di perusahaan.
Lalu kapan dividen dibagikan? Umumnya dividen dibagikan setahun sekali, namun ada juga perusahaan yang membagi menjadi dua kali atau lebih. Ada tanggal-tanggal yang harus diperhatikan sehubungan dengan pembagian dividen. Pertama adalah cum date, yaitu tanggal dimana pemegang saham yang tercatat pada tanggal tersebut yang berhak atas dividen. Jadi misal cum date dari dividen saham ABCD adalah 16 Juli 2019, maka investor pada tanggal 16 Juli harus dalam posisi memiliki saham tersebut. Terlepas apakah investor baru membeli sehari atau setahun sebelumnya, asalkan pada tanggal tersebut investor memiliki saham, maka berhak atas dividen. Sementara untuk ex date adalah tanggal dimana pemegang saham tidak berhak atas dividen. Biasanya sehari setelah tanggal cum date. Misal investor mempunyai saham pada tanggal 16 Juli dan menjual keesokan harinya, maka tetap berhak atas dividen. Tapi bila investor baru membeli pada 17 Juli maka tidak berhak atas dividen.
Selanjutnya, distribution date adalah tanggal pencairan/pembayaran dividen tersebut ke rekening investor. Pada tanggal inilah investor benar-benar menerima pembayaran dividen dari perusahaan. Jadi investor tidak langsung menerima saat cum date, tapi baru menerima pada saat distriution date.
Perbandingan antara dividen dan harga beli kita disebut dividend yield, dan semakin besar tentu makin baik. Berapa yield yang dianggap besar? Nah kita gunakan saja pemikiran sederhana dengan membandingkan return deposito. Bila deposito atau produk investasi sejenis memberi return sekitar %, maka dividend yield di atas itu tentu termasuk kategori menarik. Belum lagi bila memperhitungkan kemungkinan kenaikan dividen di masa mendatang.
Dividen saham punya banyak kelebihan, diantaranya anda tidak perlu dana besar untuk bisa mendapat dividen saham. Cukup dengan membeli 1 lot saham anda sudah bisa memperoleh passive income. Selain itu, dividen saham juga sudah dikenai pajak final sehingga memudahkan dalam administrasi. Tarif pajak yang dikenakan hanya 10% atau lebih rendah daripada pajak deposito sebesar 20%.
Anda juga tidak perlu banyak mengeluarkan waktu dan energi untuk mengamati saham, karena berorientasi pada jangka panjang. Â Sementara di sumber passive income lain seperti properti, anda juga perlu melakukan perawatan berkala terhadap properti tersebut.
Tips Passive Income dari Dividen Saham
Bagaimana tips mendapatkan passive income dari dividen saham secara konsisten?
Pertama, anda dapat mencari saham dengan dividen historis yang stabil dan DPR cukup besar. Usahakan mencari perusahaan yang tetap membagi dividen bahkan di tengah kondisi ekonomi atau pasar yang kurang baik sekalipun. Biasanya perusahaan di kategori ini adalah perusahaan yang sudah cukup mapan. Hal ini masuk akal karena perusahaan yang sudah mapan tidak memerlukan banyak dana tambahan untuk ekspansi bisnis.Â