Mohon tunggu...
Duniasa Daru
Duniasa Daru Mohon Tunggu... Hoteliers - Swasta

Hadapi segala masalah dengan santai dan tenang, tanpa melupakan masalah itu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Untung Suropati

26 Desember 2016   15:19 Diperbarui: 27 Desember 2016   05:52 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun bagaimanapun pintarnya Untung menyembunyikan percintaanya dengan Susane akhirnya tercium juga oleh Tuan Moor.

Tentu saja keluarga Moor merasa sangat marah, dan mereka pun mengambil tindakan tegas terhadap Suropati.
Suropati dihukum dan disiksa secara membabi buta oleh Moor sementara Suzana diasingkan ke sebuah pulau terpencil di sekitar Jakarta.

Kerena Keberanian dan Kecerdasannya para tahanan mengangkat Untung sebagai pemimpin mereka dan mencari akal untuk bisa melarikan diri dari penjara.

Kesempatan itu akhirnya datang juga, Untung bersama tahanan lainnya dapat melarikan diri dari penjara dan bersembunyi di Hutan sebagai seorang perampok yang disegani.

Untung dengan pasukan Balinya membuat sebuah gerakan yang bertujuan menyerang dan menghancurkan setiap bangsawan dan tuan tanah Belanda disekitar wilayah Batavia.

Belanda sangat terganggu dengan gerakan Untung, apalagi banyak bangsawan dan juga tuan tanah yang mengaku menjadi korban "perampokan" yang dilakukan oleh pasukan Untung . Berkali kali Belanda berusaha menangkap gerombolan Untung tapi selalu saja gagal dan gagal lagi, bahkan kini pasukan untung berhasil mendapatkan persenjataan dari tangan polisi dan pasukan belanda yang mereka ringkus ketika sedang berpatroli mencari mereka.

Pemerintah Belanda merasa sangat kebingungan, apalagi saat itu Belanda sedang hebat hebatnya berperang melawan kekuatan Banten. Tentu saja mereka kekurangan kekuatan untuk menangkap gerombolan Untung. ahirnya tuan Moor didesak untuk mengadakan hubungan dengan Untung, bekas budaknya itu. Karena tuan Moor menjanjikan bahwa Untung boleh menikah dengan Suzana dengan sarat bahwa Untung mau menyerah kepada Belanda, maka Untung dan pasukanya kemudian datang dan menyerahkan diri kepada Belanda. Rupanya cinta Untung kepada Suzana teramat besarnya.

Untung dipercaya oleh Belanda untuk menjadi pasukan Belanda, dia kini memimpin pasukan Bali yang bertugas membantu Belanda dalam menumpas pemberontakan pasukan Sultan Ageng di Banten.

Sementara dikisahkan bahwa Suzana mati muda setelah melahirkan "Robert" anaknya dengan Untung, Robert kemudian dipungut oleh keluarga Jacob Van Reijn. Untung dengan pasukan Balinya berhasil mengadakan hubungan dengan Pangeran Purbaya, pemimpin pasukan perlawanan Banten.
Untung diterima karena Pangeran melihat bahwa Untung adalah seorang pribumi sama seperti mereka, pejuang Banten terkenal sangat benci terhadap VOC sehingga kehadiran Untung disambut oleh mereka.

Saat itu pejuang Banten sudah terjepit kedudukanya, dan sangat sulit untuk melawan balik serbuan dan penyisiran yang dilakukan oleh serdadu serdadu Belanda.
Tapi mereka tetap bertekad untuk terus berjuang sampai mati dalam melawan Belanda. Kehadiran Untung dan pasukanya berhasil membujuk Pangeran untuk menyerah kepada VOC.
Rupanya kehadiran Untung diamati oleh istri kedua pangeran Purboyo yang bernama Raden Ayu Goesik Kusuma putri dari Mangkubumi Amirang Kusuma dari kerajaan Kartasura.
Goesik jatuh cinta kepada Untung pada pandangan pertama.

Setelah kesepakatan dibuat maka dibuat perjanjian dimana pangeran Purboyo akan menyerah kepada untung yang kemudian akan diserahkan kepada pemerintah Belanda di Batavia.
Pada saat yang ditetapkan ternyata pasukan Belanda yang datang membuat satu kekeliruan besar, mereka menunjukan sikap yang tidak bersahabat dan bahkan bersitegang dengan pasukan Untung.
Karena pasukan Eropa ini menganggap bahwa pasukan Untung hanya merupakan pasukan kelas dua yang merupakan pasukan Budak dan bekas gerombolan perampok.
Saat itu Untung meradang, dan seluruh pasukan eropa itu dibunuh di tempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun