Mohon tunggu...
Dunia Jilbab
Dunia Jilbab Mohon Tunggu... wiraswasta -

Komunitas muslimah Berani Hijrah terbesar di Indonesia, dengan visi menuju hijrah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rasa Malu Seorang Muslimah

20 Agustus 2015   22:56 Diperbarui: 20 Agustus 2015   22:56 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasa Malu seorang Muslimah

[caption caption="rasa malu seorang muslimah, kebaikan seorang muslimah"][/caption]

Saya tergerak menuliskan tentang malu setelah membaca Riyadhus Shalihin, yang tulisan ini saya khususkan untuk para wanita. Bismillah

Parasmu nan cantik bagi setiap yang memandang. Matamu yang elok, indah memancarkan isi hati. Engkau selalu cantik wahai para wanita muslimah. Jangan nodai kecantikanmu dengan kau lupa bahwa malu adalah sebagian dari iman.
Kita hidup dalam area publik. Dimana tingkah laku kita banyak yang melihat dan menilai. Sedikit saja kita melakukan perbuatan tercela, tidak sedikit banyak yang mencibir dan menilai. Kau bisa apa dengan cibiran mereka? Marah? Kesal? Tidak, seharusnya kau tidak begitu.

Seharusnya kau introspeksi diri dengan tingkah lakumu. Ada yang salah dengan perilakumu. Itu seharusnya yang kau coba sadarkan di hati juga pikiranmu. Misal saja, kau dengan mudah bercengkrama dengan para lelaki. Bercanda riang bahkan sambil tertawa lebar terbahak-bahak. Bahkan sampai kontak fisik sebut saja bersenderan di tubuhnya atau bersentuhan tangan.
Kau lupa dengan yang kau kenakan? Iya, jilbab dan pakaian yang menutupi tubuhmu namun akhlakmu tak kau hias dengan baik. Kau memilih pakaian terbaik yang kau kenakan untuk menutupi tubuhmu tapi mengapa tak kau pilih juga akhlak terbaik untuk sikapmu?

Pemandangan yang terkesan biasa itulah yang menghancurkan akhlakmu. Jangan kau ikuti..
Kau pasti sering mendengar seperti ini, “Lah, dia berjilbab tapi kelakuannya seperti itu. Berarti kami bisa juga dong”.

Kau merasa terbebani? Pasti.
Mengapa? Karena kau membawa amanah dengan pakaianmu, dengan jilbabmu. Bahwa kau harus menjadi agen muslimah yang baik.
Bukan salahkan jilbabnya, salahkan dirimu sendiri karena tidak dapat menjaga akhlakmu dengan baik di hadapan oranglain.

Kita, makhluk Allah. Sudah ada aturan-aturan dalam bersikap juga berprilaku. Kau mungkin menyadarinya, namun kesadaranmu tertutupi dengan mengikuti hawa nafsu serta bisikan setan. Apa kau lupa dengan salah satu hadist yang menyebutkan bahwa:

إِنَّ الشَّيْطَانَ قَعَدَ لاِبْنِ آدَمَ بِأَطْرُقِهِ

“Sesungguhnya setan selalu berupaya menggoda anak cucu Adam dengan berbagai macam cara”. (HR. An Nasa’i 3134, dishahihkan Al Albani dalam Shahih An Nasa’i)

Jangan suka tertipu dengan perkataan manusia yang terkesan baik namun menyelipkan kesesatan. Perkataan terbaik adalah perkataan Allah. Ikutilah, maka kau tidak akan tersesat.
Sudah jauh kau berjalan, mengapa malu kau tinggalkan?
Saat kau berkata, “Aku malu melakukan hal seperti itu”.

Maka beruntunglah kamu bahwa Allah menggerakkan hatimu. Memberikan cahaya-Nya.
Tetapi saat kau katakan itu, lalu temanmu membalas, “ngapain malu? udah biasa kaliii.” Tutup telingamu jika mendengar kata-kata seperti ini. Jangan kau ikuti..

Dari Ibnu Umar r.a, bahwa Rasulullah Shalallahu'alaihi Wassalam pernah menjumpai seorang laki-laki dari Anshar yang saat itu sedang menasihati saudaranya lantaran sikap malunya. Maka Rasulullah Shalallahu'alaihi Wassalam bersabda, “Biarkan dia, karena sesungguhnya malu adalah sebagian dari iman.” (Shahih Al-Bukhari, 24; Muslim, 36, Abu Dawud, 4795; At-Tirmidzi, 2618, An-Nasa'i, 8/121.

Semoga kita selalu dalam perlindungan Allah.

Sajak Islami

Sabrina Ridha Sari

Medan, Sumatera Utara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun