Mohon tunggu...
Dunia Jilbab
Dunia Jilbab Mohon Tunggu... wiraswasta -

Komunitas muslimah Berani Hijrah terbesar di Indonesia, dengan visi menuju hijrah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Alhamdulillah Perjuangan Berhijab

25 Juli 2015   13:45 Diperbarui: 25 Juli 2015   13:45 963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kisah hijrah, lebih baik panas di dunia daripada terbakar api neraka

Assalamualaikum wr.wb

Saya akan menceritakan awal mula memakai hijab.

Kisah hijrahku

Awal mula ingin menggunakan hijab banyak baget cobaannya. Cobaan pertama yaitu karena saya masih muda pasti ya fashion.. sebelum menggunakan hijab mikirnya, nanti kalo pake hijab pasti ribet. Baju harus panjang dan gaboleh ketat. Gabisa gaya-gaya lagi. Nanti rambut ketutupan jadi jeleklah, panas, ga modis banget.

Cobaan kedua yaitu teman-teman.. Dulu takut banget dikata-katain "tobat lo?" "Udah sadar?" "Ah sok alim". Terus juga banyak yang bilang udah kaya "bu hj" terus "ibu-ibu pengajian" "Ah gak pantes lo"

Banyak banget cobaannya untuk menutup aurat. Sampai saya harus nanya-nanya dulu keguru agama, ustadz. Wajibkah menggunakan hijab? . Jawaban yang saya dapat semua "sama" yaitu "wajib". Saya semakin bingung dan kepikiran "ini perintah Allah masa saya mau langgar?"

Tapi pas liat teman-teman di sekolah pakai hijab, melihatnya cantik banget, mereka simple banget. Ada niat untuk memakai hijab. Tapi ya karna kebanyakan keraguan dan mikir, saya jadi ga ada niat lagi waktu itu pakai hijab. Tapi terkadang keinginan itu selalu datang lagi ke saya.

Saat mau benar-benar ada niatan mau pake hijab, izin dulu ke mama. Tapi mama tidak mengizinkan:( . Betapa sedihnya hati saya ini. Ketika niat sudah ada untuk memakai hijab malah tidak boleh.

Alasan terbesar mama melarang saya memakai hijab karena Ayah saya nonmuslim. Itulah penyebab utama yang bikin hati saya hancur. Saat itu saya merasa marah dan tidak akan mau lagi ada niat memakai hijab.

kisah hijrahku

Waktu pun berjalan saya semakin dewasa. Saya dekat dengan seseorang, ketika itu orang tuanya tidak setuju dia dekat dengan saya dikarenakan saya tidak memakai "hijab". Hati tambah sedih masa gara-gara gak pake hijab aja saya tidak boleh dekat sama anaknya?

Dari awal situ lah saya berfikir untuk memakai hijab lagi. Mungkin Allah telah mendatangkan saya hidayah untuk memakai hijab dari orang tersebut. Saya sangat bersyukur Allah masih menyadarkan saya untuk menggunakan hijab.

Ketika sudah mantap ingin memakai hijab dan tidak ada pikiran negative-negative lagi cobaan yang sangat berat datang lagi. Mama bertanya kepada saya "gimana dengan Ayah? Nanti dia pasti akan marah". Bukan main sedihnya hati saya, bukan hancur lagi rasanya. Ingin beriman kepada Allah susah banget. Tapi karena niat saya sudah kuat Alhamdulillah saya nekat pakai hijab. Tidak perduli orang mau bilang apa yang penting saya mau baik dimata Allah saya mau di jalan Allah, cuma itu mikirnya waktu itu. Akan tetapi pada akhirnya semua orang mendukung, banyak yang tersenyum mengakatakan "alhamdulillah" . Tapi sayangnya saya tidak bisa memakai hijab didepan Ayah saya :(, karena Ayah seorang non muslim pasti banyak rintangannya dan sangat berat rintangannya.

Coba difikir betapa sedih hati saya mau menggunakan hijab, saya dari rumah tidak menggunakan hijab karena takut ayah marah tapi pada saat sudah agak jauh dari rumah, saya berberhenti sebentar di jalan hanya untuk menggunakan hijab. Sulit sekali rasanya untuk beriman di jalan Allah. Jadi beliau tidak pernah tau kalo saya memakai jilbab dan seorang muslim..

Jika sudah kepergok menggunakan hijab bertemu di jalan atau ingin berangkat sekolah saya cuma punya alasan "untuk menutupi panas" Alhamdulillah Allah melindungi saya dan beliau percaya. Sedih pasti jika ingin pulang kerumah harus buka hijab terlebih dahulu beberapa meter dari rumah. Atau di ajak pergi dengan beliau saya harus melepas hijab saya.

Sempat selalu berpikir kenapa saya untuk memakai hijab saja harus sulit seperti ini? Harus lepas di jalan pakai di jalan, malu rasanya kalo orang lain melirik aneh ke saya, dan mikir juga kenapa yang keluarganya lengkap muslim pada tidak mau pakai hijab. Kenapa saya begini susah banget...Tetapi dengan keadaan seperti ini saya bersyukur kepada Allah mungkin ini memang sudah takdir yang Allah berikan kepada saya untuk terus berjuang berada di Jalan-Nya dan tidak seenak-enaknya hidup.

Dan sampai saat ini pun saya harus masih memakai hijab di jalan dan ngumpet-ngumpet. Tapi ini adalah sebuah perjuangan hidup .

Waalaikumsalam wr.wb

 

Sumber: Inspirasi Hijrah

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun