"Baiklah, biaya membangun jembatan dan iklannya semua 300 milyar kalau dirupiahkan. Ini saya prediksikan akan laku setelah 5 tahun. Kalau Anda sanggup menjual seluruh rumah yang ada di kompleks ini dalam 1 tahun, saya tidak akan mengurangi biaya pembangunan jembatan dan biaya iklannya. Dan Anda akan kami bayar sesuai permintaan yaitu 10% dari total 300 milyar berarti 30 milyar! Tapi bagaimana kalau ternyata setelah 1 tahun proyeknya tidak laku?"
"Tak usah bayar Pak, free!!
Kesepakatan dibuat dan ditandatangani antara Dullah dan Pak Woon.
Dullah memulai pekerjaannya. Dia membawa tim terbaiknya dari Jakarta. Dia undang seorang arsitek terkenal dari Belanda namanya Paul Rudolph. Paul Rudolph yang sangat terkenal di dunia membangun gedung-gedung pencakar langit dan jembatan unik diminta untuk membuat jembatan menuju real estate tersebut.
Di Indonesia karya masterpiecenya adalah gedung Dharmala di Jalan Jendral Sudirman, Jakarta. Itu gedung paling indah dan paling ramah lingkungan di dunia. Aslinya di Belanda sana, gedung itu didesain tanpa AC. Sayang karena masalah teknis, terpaksa yang di Jakarta pake AC. Padahal lekuk-lekuk gedung unik itu justru untuk pengaturan aliran udara supaya bisa dingin tanpa AC.
Dullah melambungkan kepopuleran nama Paul Rudolph di Malaysia secara maksimal. Dari mulai kedatangan dia di Malaysia, Â sampai acara tetek bengek Paul Rudolph yang berhubungan dengan jembatan itu, semuanya diliput media Malaysia lewat jasa PR yang dikontrak Dullah. Karena di dunia arsitektur Paul Rudolph adalah seorang arsitek visioner yang membuat proyek-proyek spektakuler! Pantaslah kalau dia menjadi incaran media untuk jadi sumber berita.
Pembangunan jembatan membutuhkan waktu 10 bulan. Dari bulan pertama hingga bulan ke 10 proses pembangunan jembatan yang unik ini terus diliput media. Ada beberapa koran dan 1 channel TV yang dikontrak Dullah untuk mem-PR kan proyek ini setiap langkahnya. Selain itu dia membuat viral marketing lewat internet untuk membuat setiap orang jadi penasaran dengan pembangunan jembatan itu. Dullah mengalokasikan 5% dari biaya pembangunan jembatan itu sebagai biaya PR bukan iklan.
Setelah 10 bulan, barulah jembatan ini diresmikan sekaligus menjadi acara Grand Launching Real Estate termewah di Kota Johor. Beritanya semua diliput media-media nasional dan media lokal di Malaysia. Bahkan beberapa media internasional ikut meliput berita itu.
Simsalabim!!! Tanpa iklan sama sekali, real estate sejumlah 5 ribu rumah yang harganya milyaran rupiah itu ludes terjual hanya kurang dari 2 bulan! Ini prestasi pertama yang diraih pengusaha real estate di Malaysia menjual rumah mewah seperti menjual kacang goreng.
Di mana-mana di Malaysia membicarakan proyek spektakuler tersebut. Dampaknya, setiap orang Malaysia memimpikan untuk punya rumah di kompleks itu.
Lalu, bagaimana sikap Dullah setelah menerima fee sebesar 30 milyar dari Pak Woon? Dullah menyisihkan 10 milyar dari upahnya itu untuk membangun mesjid di kompleks real estate mewah itu dengan nama BaituDullah. Mesjid yang menjadi salah satu ikon di perumahan mewah tersebut.