Mohon tunggu...
Dunia Halal
Dunia Halal Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dunia Halal adalah e-commerce pertama di Indonesia yang menyediakan berbagai produk, layanan & transaksi halal. Karena semua berawal dari yang halal.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kisah Inspiratif Islami, Tobat

12 Maret 2018   12:06 Diperbarui: 12 Maret 2018   12:20 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa bulan lalu saya ketemu dengan seorang pebisnis hebat, Pak Lukman Drajat namanya. Dulu, dia pebisnis besar, omsetnya ratusan miliar setahun. Malah menjadi salah satu pengusaha paling kaya di Riau, katanya.

5 tahun lalu bisnisnya hancur karena salah urus. Tapi Pak Lukman malah bersyukur. Dia bilang: "Karena bisnis saya hancur,  jadi banyak yang berubah di diri saya. Saya merasa lebih baik, paling tidak menurut saya.. Dulu, saya shalat cuma seminggu sekali, Jumatan doang. Itupun kalo gak tabrakan dengan rapat penting. Sekarang alhamdulillah, bukan cuma shalat wajib, tiap malam saya berusaha untuk tidak meninggalkan shalat tahajud.

"Dulu, boro-boro shalat tahajud, shalat magrib aja gak ngerti kalo jumlahnya 3 rakaat. Pernah terjadi peristiwa sangat memalukan, saya ketinggalan shalat magrib 1 rakaat. Waktu imamnya salam, saya ikut salam. Lalu sebelah saya mengingatkan: "Maaf Pak, Bapak kurang 1 rakaat! Dengan enteng saya menjawab: "Iya, nanti saya terusin di rumah!" Duh, kalau ingat peristiwa itu, kadang saya ketawa sendiri, malu sama orang sekompleks! Kadang saya nangis, malu sama Allah!"

"Dulu saya ketemu anak-istri 2-3 hari sekali, kadang seminggu sekali, malah pernah beberapa kali ketemunya cuma sebulan sekali. Sekarang saya selalu shalat berjamaah bersama anak istri di masjid terdekat. Saya tidak ngoyo lagi cari uang, karena saya ngerti sekarang, dunia akan saya tinggalkan pada akhirnya."

"Dulu saya ngejar-ngejar bisnis yang lebih besar dan lebih besar lagi. Tapi setelah saya kejar, ternyata semua hanya fatamorgana. Makin dapat yang lebih besar, saya malah makin haus, haus dan haus, nggak ada ujungnya. Sekarang saya hidup sederhana tapi merasa, lebih tenang, lebih nyaman, tak berurusan dengan hutang lagi."

"Dulu, saya hidup bersama harta dan bisnis saya. Sekarang, saya sedang belajar hidup bersama Allah SWT, Tuhan saya. Pelan-pelan saya mulai belajar Quran. Saya sering baca-baca terjemahan Al Quran. Saya cari orang seperti apa yang paling dicintai Allah menurut Al Quran? Waduh, ternyata orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang  taqwa, padahal saya jauh dari seperti itu."

"Lalu saya coba cari lagi orang seperti apa yang sangat dicintai Allah SWT berikutnya. Ternyata, saya menemukan orang yang berjihad di jalan Allah SWT. Wah, boro-boro berjihad, puasa senin-kamis aja kadang saya berat. Saya cari lagi, ternyata ketemunya orang sabar. Ini kayak yang gampang tapi setelah saya jalani seminggu saja ternyata jadi orang sabar itu sulitnya setengah mati! Sampai akhirnya saya ketemu bahwa Allah SWT sangat mencintai orang-orang kaya tapi yang menginfakkan hartanya di jalan Allah."

"Lha, coba saya tahunya sebelum bangkrut! Pasti sudah saya infakkan! Sekarang ketika semuanya sudah habis, saya hanya bisa berinfak sekedarnya saja. Coba dulu waktu usaha saya sedang maju....Tapi bener juga kata orang ya, menyesal datangnya selalu belakangan."

Pak Lukman terus mencari dan mencari sampai akhirnya dia menemukan bahwa Allah SWT sangat mencintai orang-orang yang bertobat. Duarrr!!! "Rasanya ini yang cocok buat saya", bisik Pak Lukman dalam hatinya.

Dia merasa sangat banyak dosa, terutama saat dia menjalankan bisnisnya. Tiap malam dia mengingat-ngingat siapa saja yang pernah dicuranginya saat berbisnis dulu. Siangnya dia cari orang tersebut sampai ketemu. Begitu terus setiap hari. Dia cari nama-nama kolega bisnisnya di hp-nya satu demi satu sambil mengingat apa kesalahan dia kepada orang-orang tersebut. Dia pikir: "Percuma saya bertaubat kalau orang-orang yang pernah saya curangi dan saya dzolimi tidak saya mintakan maafnya."

Malamnya Pak Lukman tak pernah lupa memohon ampun, bersujud sambil terus mencari nama orang-orang yang pernah dia sakiti dan dia rugikan. Begitulah caranya dia bertaubat. "Semoga dengan usaha saya ini, saya jadi orang yang dicintai Allah." Begitu kata pak Lukman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun