Mohon tunggu...
Deni Danial Kesa
Deni Danial Kesa Mohon Tunggu... profesional -

Lebih mulia menjadi penonton yang kritis dan melakukan perubahan, daripada menjadi pemain yang lalim dan keras hati. Buka semua panca Indera kita, cerahkan nalar dengan hal positif dan kepakkan sayap kebajikan diantara warna-warni dunia.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Andai Kau Disini

1 Mei 2013   02:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:20 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pikirku melayang sekarang

Ada bayang rumah, bidadari melambai danmalaikat kecil tertawa riang

Ah , andai kau disini sekarang

Mungkin pikiranku tidak melayang layang gersang

Namun perjuangan belum usai

Meniti huruf demi huruf mengenyahkan capai

Ah , andai kau disini sekarang

akan kuusap rambutmu yang terurai

Menakar hari dengan langkah pasti

Tiadasedikitpun asa mengingkari janji

Ah andai kau disini sekarang

Kugenggam tanganmu sambil berpuisi

Awan putih menari nari di jelaga kepalaku

Mengurai satu persatu lembaran baru

Berharap menemani kau dengan zantara waktuku

Sambil berbisik, tak akan lekang wajahmu ditelan ruang dan waktu

Ah,...Andai kau disini sekarang….

Ya disini…menemaniku dengan senyuman…

1/5/2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun