Mohon tunggu...
Deni Danial Kesa
Deni Danial Kesa Mohon Tunggu... profesional -

Lebih mulia menjadi penonton yang kritis dan melakukan perubahan, daripada menjadi pemain yang lalim dan keras hati. Buka semua panca Indera kita, cerahkan nalar dengan hal positif dan kepakkan sayap kebajikan diantara warna-warni dunia.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bumi-ku Sayang

17 April 2011   17:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:42 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dear bumi...sebentar lagi engkau berulang tahun... diusiamu yang cukup tua ini aku bersama kawan kawan menyapa... bukan tanpa sebab karena inilah kebiasaan menahun... Sekedar mengungkapkan permainan kata...

banyaknya ucapan selamat ternyata tidak membuatmu tersenyum hanya gelengan dan raut muka yang semakin tua dan rapuh sesekali helaan napasmu membuat batuk gunung berapi dan geliat lemahmu mengundang sang tsunami.. pilunya hatimu menitikan airmata membentuk aliran banjir dimana mana

kadang akupun tidak mengerti begitu banyak slogan dan ucapan tidak banyak bermakna yang pada akhirnya sirna mengalun bersama ratapan penghunimu yang kehilangan sanak saudara mengais tergerus hebatnya permintaan mesin industri untuk menuai isi perutmu

Aku mengerti kesedihanmu sama mengertinya seperti aku dan kawanku ya..aku dan kawan kawanku, yang tidak bisa memberikanmu aba aba Hanya berteriak sampai rongga menganga tanpa makna Kemudian hanya dijadikan bingkai penghias oleh negara

Bumiku...apa kabarkah engkau sekarang semoga kau bisa menahan marah dan sedihmu sambil menunggu aku dan kawanku merubah teriakan menjadi tindakan tuk membuatmu tersenyum dan menyapa dunia

(Jelang Hari bumi untuk yang kesekian kalinya tanggal 22 April )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun