Mohon tunggu...
Dunia Duren
Dunia Duren Mohon Tunggu... -

Duren Sawit

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Daulah Islamiyah: Dunia Ini Milik Islam!

12 Agustus 2014   21:14 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:43 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ISIS semula hanyalah segerombolan teroris yang berperang di Irak dan Suriah. Awalnya mereka adalah bagian dari Jabhat Al-Nusra dan kepanjangan tangan dari Al-Qaeda yang  menyebut diri Al-Qaeda cabang Irak. Namun, dari segerombolan teroris ini ketika mereka menguasai senjata, wilayah dan sumber-sumber uang, dalam hal ini terutama bank dan sumur serta kilang minyak, mereka bertransformasi menjadi suatu negara. Ya, negara ISIS yang wilayahnya mencakup hanya sebagian Irak dan Suriah saja. Namun tiba-tiba, tanggal 29 Juni 2014 yang lalu, ketika dunia sedang memasuki Bulan Suci Ramadhan, muncullah deklarasi pembentukan kekhalifahan Daulah Islamiyah. Sang Khalifah Ibrahim sendiri yang mengumumkannya.

Deklarasi Daulah Islamiyah ini begitu panjang. Yang sudah diterjemahkan dalam bahasa inggris pun sampai 10 halaman. Bandingkan dengan deklarasi kemerdekaan kita yang hanya di atas secarik kertas saja. Sebagian besar berisi dalil-dalil dari Al-Quran, hadits, sirah dan bahkan syair-syair untuk melegitimasi setiap point yang disampaikan. O ya, deklarasi oleh Sang Khalifah ini dilakukan secara lisan. Jadi semacam khotbah. Foto di atas memperlihatkan Khalifah Ibrahim, dan jam tangan Rolex-nya, ketika mendeklarasikan Daulah Islamiyah tanggal 29 Juni 2014 lalu.

Perubahan dari ISIS menjadi IS atau Daulah Islamiyah memberi arti bahwa Kekhalifahan Daulah Islamiyah mencakup seluruh dunia sehingga Khalifah Ibrahim berdaulat di seluruh dunia. Setidaknya klaimnya seperti itu. Ini selaras dengan keyakinan Islam bahwa dunia ini milik Islam dari semenjak diciptakan. Demikian juga dengan manusia, bahwa seluruh manusia itu muslim dari pertama kali diciptakan. Karena itu, menurut Islam, Nabi Adam dan Nabi Ibrahim beragama Islam. Keberadaan para kafir adalah akibat kesalahan orangtua, negara, masyarakat dan orang itu sendiri. Itulah sebabnya dalam bahasa inggris, orang yang berpindah agama ke islam disebut revert to Islam, kembali ke Islam, bukan convert to Islam, pindah ke Islam.

Dalam bahasa indonesia orang yang pindah ke Islam disebut mualaf, yang artinya orang yang ditaklukkan. Ini mengingatkan pada keyakinan Islam bahwa dunia ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu dar-as-salam, daerah yang tunduk dan dar-al-harb, daerah perang.  Untuk sementara ini daerah yang sudah tunduk pada Daulah Islamiyah baru sebagian kecil Irak dan Suriah saja, di luar itu daerah perang. Karena itu mereka berusaha untuk ekspansi besar-besaran, persis seperti di jamannya Nabi dengan tujuan menyatukan seluruh Arabia. Setelah itu, tentu saja, mereka akan melanjutkan ekspansi tersebut ke Eropa di  utara dan Asia di timur serta Afrika di selatan seperti yang dilakukan khalifah-khalifah dan kemudian seluruh dunia. Oleh karena itu, Khalifah Ibrahim dalam deklarasi itu mengajak para mujahidin di mana pun di seluruh dunia, dari organisasi apa pun untuk bergabung ke sana. Ya, bergabung ke sana! Mereka diajak untuk berjihad di jalan Allah untuk berperang dan memperluas kekhalifahan dari sana.

Khalifah Ibrahim menyerukan bahwa wajib bagi setiap, sekali lagi setiap, Muslim di seluruh dunia untuk tunduk dan setia padanya. Jadi menurutnya, kewajiban ini adalah fardu ain. Ingat fardu ain, bukan fardu kifayah! Dia menyerukan bahwa seluruh negara yang ada di muka bumi ini, semua organisasi dan kelompok untuk mendukungnya dan membubarkan diri apabila Utusan Sang Khalifah beserta pasukannya datang ke wilayah mereka. Khalifah menjanjikan seluruh umat pelaksanaan syariah persis seperti jamannya Nabi. Tidak lupa juga Sang Khalifah memperingatkan musuh-musuhnya untuk menyerah dan tunduk. Mereka itu adalah para hiprokit atau kaum munafikun yaitu orang yang mengaku Islam tapi tidak sejalan dengan mereka, kaum rafidhah atau Syiah, para pemuja sahwat, para murtadin dan negara-negara kafir. Apabila membangkang, sudah tahu sendiri akibatnya. Pesan yang telah dan sedang mereka sampaikan selama ini sudah sangat-sangat jelas.

Kesimpulan
Ini adalah strategi yang benar-benar baru sama sekali. Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahir bahkan Al-Qaeda pun tidak pernah terpikir seperti itu, sekalipun cita-citanya sama. Bagi Indonesia, sebaiknya kita tunggu saja perkembangan dari Daulah Islamiyah ini. Namun jangan lupa untuk tetap waspada akan munculnya pendukung-pendukung Daulah Islamiyah, yang anehnya sampai dengan saat ini dibiarkan saja sama aparat. Sudah pasti para pendukung Daulah Islamiyah ini sedang menunggu kedatangan Utusan Sang Khalifah beserta pasukannya ke Indonesia, walaupun yang bisa mereka lakukan sekarang hanyalah kegiatan sosial dan/atau cuap-cuap di media sosial, termasuk Kompasiana.

So, waspadalah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun