Mohon tunggu...
Amir Basamah
Amir Basamah Mohon Tunggu... -

love, life, and cheer

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dunia Tanpa Tuhan 2

2 Agustus 2014   16:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:36 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14069473481933539984

Seorang anak kecil ditanya oleh ayahnya, "Manusia berasal dari mana?"

Dengan spontan, anak itu menjawab, "Manusia berasal dari tuhan."

Jawaban sederhana semacam ini akan membuat senang kaum agamawan. Mereka senang karena anak-anak kecil telah berhasil dibuat percaya bahwa tuhan memang ada, dan manusia berasal atau diciptakan oleh tuhan.

Padahal, hasil penelitian mutakhir lewat pengambilan sampel secara acak DNA mitokondria manusia di seluruh dunia memperlihatkan bahwa kita semua berasal dari seorang perempuan yang hidup 200.00-150.000 tahun lalu di Afrika timur. Jangan berpikir perempuan ini adalah Hawa alias isteri dari Adam. Bukan seperti itu. Perempuan ini adalah salah satu perempuan dari sekian banyak perempuan yang hidup dalam kelompok manusia modern (Homo sapiens) awal di Afrika timur.

Homo sapiens merupakan spesies yang muncul dari populasi Homo erectus yang jauh lebih tua.

Nenek moyang Homo sapiens berakar dari spesies kera besar di Afrika timur. Kera besar ini memiliki akar pada makhluk primata perdana yang muncul berjuta-juta tahun lalu. Kemunculan makhluk primata tidak bisa dilepaskan dari kebangkitan hewan mamalia atau hewan menyusui yang diduga terjadi setelah punahnya kelompok reptil raksasa seperti dinosaurus.

Kalau diteruskan sampai ke belakang, maka semua makhluk hidup di dunia berakar dan berasal dari makhluk sel satu sederhana yang diperkirakan muncul sekitar 3,5 miliar tahun silam. Fosil jejak makhluk bersel satu ini telah ditemukan oleh para peneliti. Dari manakah makhluk bersel satu ini muncul?

Richard Dawkins lewat bukunya The Selfish Gene menjelaskan hal tersebut dengan baik. Kemunculan makhluk bersel satu sederhana itu terjadi dari proses kimia yang acak.

Berikut saya cuplik sebagian isi bab kedua (The Replicators) dari buku itu:

In the beginning was simplicity. It is difficult enough explaining how even a simple universe began.

......Darwin's theory of evolution by natural selection is satisfying because it shows us a way in which simplicity could change into complexity, how unordered atoms could group themselves into ever more complex patterns until they ended up manufacturing people. Darwin provides a solution, the only feasible one so far suggested, to the deep problem of our existence.

.......The point that is relevant here is that, before the coming of life on earth, some rudimentary evolution of molecules could have occured by ordinary processes of physics and chemistry. There is no need to think of design or purpose or directedness. If a group of atoms in the presence of energy falls into a stable pattern it will tend to stay that way. The earliest form of natural selection was simply a selection of stable forms and a rejection of unstable ones.

Buku karya Dawkins itu sangat menarik. Seharusnya gagasan dasar buku ini diperkenalkan kepada anak-anak Indonesia sehingga ketika dewasa, mereka akan memiliki pemikiran yang kritis dan ilmiah.Tidak gampang menjawab bahwa segala sesuatunya berasal dari tuhan, tuhan, dan tuhan.

Rasanya kita tidak perlu takut. Dunia tanpa tuhan tidak membuat manusia menjadi jahat. Moralitas tidak bersumber hanya dari agama.

Salam dunia tanpa tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun