Kehidupan masyarakat di Jateng semakin susah. Derap kemiskinan semakin jelas tergambar dalam berbagai anomali sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Hal ini terjadi karena pemerintah Jateng memang tidak memiliki perencanaan yang baik, misalnya untuk menanggulangi kemiskinan dan kemelaratan hidup masyarakatnya.
Terlebih ketika memasuki musim hujan seperti saat ini, kehidupan masyarakat semakin sulit seiring dengan berbagai bencana alam yang melanda hampir semua daerah, mulai dari bencana banjir, longsor, gempa, angin puting-beliung, dan lain-lain. Pemerintah Jateng tidak memiliki pola perencanaan yang baik untuk menghadapi kondisi-kondisi yang terbilang rutin di musim penghujan seperti saat ini.
Pemimpin di pemerintah Jateng, yakni Ganjar Pranowo seperti tidak memiliki terobosan untuk menuntaskan persoalan-persoalan dasar seperti saat ini. Karena itu, yang banyak dilakukan Ganjar Pranowo adalah lebih banyak pada even-event sporadis, yang tidak ada kaitannya dengan perbaikan hajat hidup masyarakat. Tujuannya semata-mata untuk menghadirkan secara fisik sang gubernur di panggung-panggung sehingga dengan demikian terlihat oleh publik Jateng.
Sementara itu, kebijakan-kebijakan strategis tidak kunjung lahir sebagai bentuk terobosan-terobosan pemerintahannya. Sebab itu, sangat wajar jika kemiskinan di Jateng masih sangat tinggi, pertumbuhan ekonomi lambat, pembangunan infrastruktur terbengkalai, dan pembangunan-pembangunan dasar lainnya tidak kunjung membaik.
Masyarakat Jateng merasakan bahwa kehidupan mereka selama ini semakin susah untuk ukuran daerah sebesar Jawa Tengah. Mereka terkadang iri melihat derap pembangunan dan perubahan yang terjadi di daerah-daerah tetangga seperti Jogjakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, dan termasuk Jakarta atau Bali.
Padahal, jika membandingkan kekuatan sumber daya alam dan sumber daya manusia antara Jateng dengan daerah-daerah tersebut, Jateng tidak mengalami kekurangan, bahkan dapat dikatakan lebih baik. Namun, persoalannya adalah pada kepemimpinan yang tidak mampu melakukan terobosan-terobosan untuk memperbaiki hajat hidup masyarakat.
Oleh karena itu, sangat wajar jika masyarakat Jateng mengharapkan lahirnya pemimpin-pemimpin baru yang dapat menggantikan Ganjar Pranowo, yang oleh masyarakat dianggap tidak kompeten dalam mengurus Jateng.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H