Mohon tunggu...
Lanang Duwur
Lanang Duwur Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjelang Pilkada, Gubernur Semakin Gencar Membangun Citra

30 November 2017   13:20 Diperbarui: 30 November 2017   13:39 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelang Pilkada serentak tahun 2018, nuansa politik di daerah-daerah semakin terasa. Ini ditandai dengan gerakan partai-partai politik, para kandidat, tim sukses, bahkan sponsor dengan tujuan untuk memenangkan perebutan kekuasaan. Sosialisasi ke masyarakat semakin gencar dilakukan dengan target dapat meraih simpati sebanyak-banyaknya.

Tokoh-tokoh publik yang hendak mencemplungkan diri dalam kontestasi kekuasaan tersebut semakin narsis memperlihatkan diri mereka dan menunjukkan muka di hadapan masyarakat. Hal seperti ini tentu saja wajar dalam pemilihan langsung di mana pun. Sebab, demikianlah aturan mainnya.

Namun, ironis jika yang memiliki kegandrungan pencitraan semacam itu datang dari salah seorang calon petahana. Tapi ini lah yang kenyataan yang terjadi di Jawa Tengah saat ini. Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, seolah-olah demikian merakyat beberapa bulan terakhir menjelang Pilkada serentak 2018 mendatang.

Sebagai salah satu bakal calon yang paling potensial melaju dalam Pilkada Jateng, Ganjar Pranowo semakin narsis di hadapan masyarakat, baik secara langsung maupun melalui pemberitaan di media massa. Terlebih, dia memiliki keuntungan karena sebagai calon petahana, para jurnalis "membutuhkan" mendapat berita tentang sang Gubernur.

Namun masyarakat yang sebelum menjelang tahun politik lebih sering diabaikan justru semakin risih dengan pola-pola pencitraan semacam ini. Sebab, di tahun-tahun normal, mereka lebih sering merasa tidak dipedulikan oleh pemimpinnya.

Politik memang semakin narsis di zaman keterbukaan informasi dan teknologi komunikasi yang semakin maju saat ini. Hal ini sebenarnya sah-sah saja, jika politik narsistik itu juga dibarengi dengan ketulusan, kebijakan yang benar, dan pelayanan masyarakat yang baik. Namun, kecenderungan di Jateng selama ini, politik narsistik itu miskin substansi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun