Mohon tunggu...
Dulles Simanjuntak
Dulles Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang tenaga pendidik yang terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwimingguan Modul 3.3 Model 9 Gaya Round Robin

7 September 2024   21:48 Diperbarui: 7 September 2024   21:52 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN

MODUL 3.3 PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK POSITIF PADA MURID

Apa pun perubahan kecil itu, jika semua guru melakukannya secara serentak, kapal besar yang bernama Indonesia ini pasti akan bergerak (Nadiem Makarim)

DULLES SIMANJUNTAK

CGP Angkatan 10 Kabupaten Nias

ALAMRIA PRAMANA

Fasilitator

Berikut panduan pertanyaan untuk membuat refleksi model ini:

Apa hal yang paling Anda kuasai setelah pembelajaran hari ini? Mengapa Anda merasa hal tersebut bisa membuat Anda sangat menguasainya? 

Setelah mempelajari Modul 3.3 tentang Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid melalui alur MERDEKA (Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antarmateri dan Aksi nyata), hal yang paling saya kuasai adalah konsep kepemimpinan murid terutama mengenai suara, pilihan, dan kepemilikan murid dalam proses pembelajaran. Saya merasa sangat menguasai konsep ini karena materi yang disampaikan sangat jelas, mendetail dan langsung menghubungkan teori dengan praktik di lapangan. Dengan memahami bahwa kepemimpinan murid mencakup kemampuan mereka untuk memengaruhi arah pembelajaran mereka sendiri serta terlibat aktif dalam komunitas pendidik saya dapat lebih jelas melihat bagaimana penerapannya dalam program-program sekolah khususnya disekolah saya SMPN 3 Ma'u.

Keberhasilan dalam menguasai konsep ini juga didorong oleh aktivitas refleksi dan eksplorasi yang saya lakukan selama modul. Melalui kegiatan mulai dari diri, eksplorasi konsep, berkolaborasi, demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman dan koneksi antarmateri saya dapat mengkonstruksi pemahaman tentang bagaimana suara, pilihan, dan kepemilikan murid berperan penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung kepemimpinan murid. Diskusi asinkron yang dilakukan untuk memperdalam pemahaman tentang konsep-konsep tersebut memberikan wawasan saya yag lebih baik tentang bagaimana aspek-aspek ini dapat diterapkan secara efektif dalam konteks nyata.

Selain itu juga pengalaman praktis yang diberikan dalam modul 3.3 ini seperti membuat dan mempresentasikan contoh program atau kegiatan yang mempromosikan kepemimpinan murid sangat membantu saya dalam memperkuat pemahaman saya. Kegiatan ini membuat atau memungkinkan saya untuk menghubungkan teori dengan praktik serta memberikan kesempatan untuk mendiskusikan dan menerima umpan balik tentang penerapan konsep kepemimpinan murid dalam konteks sekolah.

Model BAGJA yang digunakan dalam perancangan prakarsa perubahan memberikan kerangka kerja yang jelas dan terstruktur untuk merancang program yang mendukung kepemimpinan murid. Dengan memahami setiap langkah dalam model BAGJA saya merasa lebih percaya diri dalam merencanakan dan melaksanakan program-program yang berdampak positif pada murid sehingga meningkatkan kemampuan saya dalam mengelola program yang mendukung kepemimpinan murid.

Apa hal yang belum Anda kuasai setelah pembelajaran hari ini? Apa yang akan Anda lakukan untuk mengatasi hal tersebut?

Setelah mempelajari Modul 3.3 (Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid) ada beberapa hal yang belum sepenuhnya saya kuasai yaitu:

  • Meskipun telah mempelajari teori mengenai kepemimpinan murid, saya merasa perlu lebih mendalami bagaimana penerapan konsep kepemimpinan murid secara konkret dalam berbagai konteks program intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler di sekolah.

  • Saya masih memerlukan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana mengidentifikasi dan menerapkan strategi pelibatan komunitas yang benar-benar efektif untuk mendukung kepemimpinan murid.

  • Penggunaan Model BAGJA untuk merancang prakarsa perubahan disekolah masih perlu saya praktikkan lebih lanjut untuk memastikan pemahaman dan aplikasi yang tepat dalam konteks nyata.

Tindakan yang akan saya lakukan untuk mengatasi hal tersebut, yaitu;

  • Saya akan membaca dari internet sekolah-sekolah yang berhasil dalam menerapkan program, melakukan observasi langsung atau berdiskusi dengan rekan-rekan guru penggerak, pengajar praktik, fasilitatorm instruktur dan praktisi yang berpengalaman bisa memberikan wawasan lebih mendalam tentang penerapan konsep tersebut

  • Saya akan mengikuti pelatihan atau workshop tentang bagaimana strategi pelibatan komunitas dan manajemen perubahan yang fokus pada prakarsa perubahan.

  • Membuat dan menguji rencana program atau kegiatan menggunakan model BAGJA di lingkungan sekolah sendiri yaitu di SMPN 3 Ma'u. Mengumpulkan umpan balik dari rekan-reakn guru, tendik, dan kepala sekolah untuk memperbaiki dan menyesuaikan rencana sesuai dengan kebutuhan dan konteks sekolah kami

  • Saya akan berkolaborasi dengan rekan sejawat atau komunitas pendidikan untuk berdiskusi mengenai tantangan dan solusi dalam menerapkan kepemimpinan murid dan bagaimana melibatkan semua komunitas.

Apa hal yang masih membingungkan Anda dari pembelajaran hari ini? Ceritakan hal-hal apa saja yang membuat hal tersebut membingungkan.

Setelah mempelajari Modul 3.3 ini terdapat beberapa aspek yang membuat saya masih sedikit kebingungan, seperti penerapan konsep kepemimpinan murid dalam berbagai konteks program, seperti intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler tampaknya cukup kompleks. Saya merasa sedikit kesulitan dalam memahami bagaimana konsep suara, pilihan, dan kepemilikan murid bisa diterapkan secara spesifik dalam setiap jenis program/kegiatan. Bagaimana menyeimbangkan antara kebebasan murid dengan kurikulum yang telah ditetapkan masih menjadi tantangan terutama ketika mengidentifikasi cara terbaik untuk mengintegrasikan kepemimpinan murid dalam program yang ada.

Saya juga sedikit mengalami kesulitan dalam menentukan langkah-langkah konkret untuk melibatkan orang tua, wali murid, dan masyarakat dalam pengembangan program sekolah. Mengidentifikasi kebutuhan komunitas dan mengintegrasikannya secara efektif dalam program yang mendukung kepemimpinan murid adalah aspek yang belum sepenuhnya jelas. Hal ini mencakup bagaimana cara berkomunikasi dengan komunitas dan memastikan bahwa keterlibatan mereka memberikan dampak positif di sekolah.

Penggunaan model BAGJA untuk merancang prakarsa perubahan di sekolah juga masih menjadi tantangan yang saya hadapi. Meskipun model ini tampak berguna, aplikasi praktisnya dalam merancang dan melaksanakan program yang mendorong kepemimpinan murid saya masih ada sedikit keraguan. Saya belum sepenuhnya memahami bagaimana menyusun dan menerapkan setiap langkah dalam model ini dengan cara yang efektif, terutama dalam konteks nyata di sekolah saya dan bagaimana memastikan bahwa setiap langkah dapat memberikan dampak yang sesuai atau diinginkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun