Mohon tunggu...
DULLES F.R SILABAN
DULLES F.R SILABAN Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis Dengan Aksi

Menjadi Prajurit Bersenjata Pena

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sang Anak Domba Allah Bermahkota Duri

2 April 2021   06:46 Diperbarui: 2 April 2021   06:48 1254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lihatlah, Sang Anak Domba Allah

Ukirlah wajah-Nya yang telah berlumur darah

Ukirlah di hatimu yang paling dalam 

Luka dan derita yang Dia tahan

 

Lihat dan perhatikanlah

Penderitaan yang di hadapi Yesus

Gabbata, Via Dolorosa, dan Golgata

Adalah bukti penderitaan dan kasih sayang-Nya

 

Oh, Gabbata

Tempat persidangan Batu

Engkau menjadi saksi Yesus di beri hukum

Yang tidak mengenal dosa

Harus mati dengan dosa

 

Oh, Gabbata

Tidakkah engkau mengenal Yesus

Sang Raja Maha Kebenaran

Kini Engkau mengadili Sang Raja Kebenaran

Kebenaran apa lagi yang kurang dari Yesus?

Oh, Gabbata berbicaralah dengan jujur

 

Via Dolorosa

Wahai jalan penderitaan

Engkau menyaksikan Tuhanku tersiksa

Engkau adalah jalan yang dilewati Tuhanku

Memikul salib besar nan berat itu

 

Oh, Via Dolorosa

Berbicaralah engkau

Lihatlah, Sang jalan kebenaran

Kini harus berjalan melewati jalan kesengsaraan

Oh, sanggupkah dirimu melihatnya?

Beritakanlah apa yang kau saksikan

Oh, Via Dolorosa jalan sengsara Tuhan ku

 

Oh, Golgata

Sang saksi penebusan dosa

Tahankah dirimu melihat sang Raja dunia tergantung?

Oh, Golgata namamu saja sudah menyeramkan

Tempat tengkorak adalah tempat ditebus dosaku

Berbicaralah engkau Golgata

Bersaksilah tentang Tuhan Ku

 

Lihatlah dan perhatikanlah

Sang anak domba Allah

Telah ditampar oleh Herodes

Oh, Herodes tidakkah kamu sadar 

siapakah yang engkau tampar?

Wajah yang berseri dan penuh sukacita

Ditampar dan diludahi

Oh, betapa perihnya hati ini

 

Lihat dan perhatikanlah

Tak hanya Herodes, Pilatus juga

Oh, Pilatus berikanlah hukum yang benar

Apa salah Tuhanku sehingga engkau harus menghukumnya

Kenapa bibirmu tidak mengatakan yang benar?

Oh, Pilatus engkau lebih takut kepada massa

Di banding dengan Raja Kemuliaan yang engkau adili

Patutkah engkau mengadili Raja segala bangsa?

 

Apakah kau sudah puas, wahai Pilatus?

Engkau mengambil air dan menyuci tanganmu

Kalau masih kurang untuk menyuci tangan mu

Laut begitu luas untuk menyuci tangan mu

Apakah artinya itu bagimu wahai engkau teman kaisar

Apalah artinya engkau menyuci tanganmu

 

Engkau telah memberikan Sang Raja Mulia

Kepada tangan pasukanmu

Tuhanku Sudah di cambuk, di tampar

Diludahi, dan diberi mahkota duri

Tuhanku menjerit kesakitan

 

Sudah puaskah engkau, Pilatus?

Melihat Tuhanku yang sudah setengah mati

Kau berikat mahkota duri untuk-Nya

Dan kau pukulkan tongkat di kepala Tuhanku

Belum puaskah engkau?

 

Wajah Tuhanku kini berlumur darah

Apa yang harus kubuat menghapusnya

Andai di kumpulkan beribu sapu tangan

Itu tidak akan cukup membersihkan darah Tuhanku

Hatiku, hatimu yang dapat menghapusnya

Semua berlumur darah

Oh, tubuh Tuhan ku

 

Lihatlah wahai serdadu Tuhanku sang kekuatanku

Kini telah lelah dan tidak ada tenaga lagi

Mengapa dengan tanganmu yang gatal itu

Sehingga engkau harus mencambuk, dan memukul Tuhanku

Tidak kah ada pelampiasan tanganmu yang lain?

Sungguh tega engkau berlalu tangan kepada Sang Raja Mulia

 

Oh, Yesus Anak Domba Allah

Engkau berhiaskan mahkota duri 

Sungguh Engkau selalu menahan derita

Tidakkah Engkau dapat menghentikan ini semua?

 

Oh, Yesus Sang Anak Allah

Diri-Mu seperti Domba 

Yang tidak berkutik satu kali pun

Engkau memahan segala derita dengan begitu sabar

Oh, manusia lihatlah Sang Anak Domba Allah

 

Tubuh tuhanku sudah lelah

Membawa salib besar penuh dosa itu

Lihatlah, Anak domba Allah itu

Terseo-seok langkahnya membawa salib itu

Lihatlah Tuhanku sudah jatuh dan ditimpa Salib itu

Dan Cambuk serdadu masih tetap mencambuk Tuhanku

Apa yang harus kuperbuat membantu Tuhanku?

 

 

Salib Tuhanku

Kini Engkau dan salib-Mu kini tergantung di Golgata

Oh, sungguh keheranan besar

Sang Anak Allah tergantung di sebuah salib

Lihatlah salib itu telah berdiri 

Dan lihatlah Anak Allah yang tergantung disana

 

Kini mataharipun tidak bisa melihat yang terjadi

Matahari seakan takut bersinar

Menyinari Sang Terang Dunia

Seakan matahari ikut menangis dan tidak mau bersinar

Seakan matahari sedih melihat Yesus terang dunia tidak lagi bersinar

Bumi pun ikut merasakan kepahitan Yesus

Dan di saat itulah Yesus, Sang Anak Domba Allah

Bersuara dengan nyaring dan berkata kepada Bapa-Nya

Kedalam Tangan-Mu keserahkan nyawa-Ku

Dan Yesus Menundukkan kepala-Nya dan Meninggallah Raja Alam Raya...................

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun