Mohon tunggu...
Bastian Arisandi
Bastian Arisandi Mohon Tunggu... -

Manusia sederhana, tetapi memiliki jiwa kaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rayah (Tradisi Lisan Dayak Simpakng)

8 Mei 2013   23:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:52 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rayah

(Tradisi Lisan Dayak Simpang Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat)

Oleh: Bastian Arisandi

Rayah merupakan tradisi lisan berupa nyanyian suci yang pada umumnya ditampilkan pada waktu upacara adat tertentu.

Rayah dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut.

1. Rayah Boretn

Boretn yang sering disebutkan dengan istilah baboretn merupakan suatu ritual berupa upacara dalam pengobatan yang dilakukan oleh seorang boretn (dukun/tabib). Dalam baboretn ini seorang boretn dibantu oleh seorang atau beberapa orang pabayu (asisten). Pabayu inilah yang kemudian menyanyikan Rayah Boretn. Kegiatan menyayikan rayah ini disebut berayah.

Berayah dalam baboretn memiliki tujuan untuk memanggil malaikat yang membantu seorang boretn dalam pengobatan yang disebut benyawai. Ketika rayah boretn dinyanyikan maka benyawai akan masuk ke dalam raga boretn dan kemudian membantu mengobati penyakit.

2. Rayah Damamakng Bulatn

Damamakng Bulatn merupakan tradisi lisan berupa lagu yang dinyanyikan sehubungan dengan upacara pernikahan. Rayah ini ditampilkan sebelum acara ngalu. Panjang Rayah Damamakng Bulan bervariasi, sebagian besar berdurasi 10 menit. Rayah ini akan ditampilkan jika sebuah pernikahan menikah tidak berhalangan menurut pureh (garis kekeluargaan).

3. Rayah Domokng Dabokng

Setelah Rayah Damamakng Bulatn dinyanyikan, maka kemudian akan diikuti oleh Rayah Domokng Dabokng dengan tujuan untuk membuka tuak yang diisi di dalam mangkok dan ditutup dengan tikar dan dilapisi dengan kain putih.

4. Rayah Damamakng Labatn

Rayah Damamakng Labatn adalah tradisi lisan berupa lagu yang dinyanyikan sehubungan dengan upacara perkawinan, manakala kedua pasanagan itu tidak boleh menikah menurut norma adat yang berlaku. Biasanya masih terjalin hubungan kekeluargaan (pureh). Rayah ini panjangnya ketika dinyanyikan sekitar 25 menit. Rayah ini dinyanyikan bersamaan dengan upacara pemotongan anjing di sungai dan pasangan yang menikah mandi di mana darah tersebut mengalir. Ini merupakan hukuman karena telah melanggar pureh tadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun