Mohon tunggu...
Duhita Dundewi
Duhita Dundewi Mohon Tunggu... -

nothing special

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bonus Demografi Kuantitatif vs. Kualitatif

5 Oktober 2018   03:01 Diperbarui: 5 Oktober 2018   03:08 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pemerintah sejauh ini tidak bisa diandalkan untuk menyelesaikan masalah gizi buruk. Masyarakat harus kembali pada kekuatannya sendiri. Jurang kaya dan miskin semakin menganga. Kemiskinan jadi lahan subur bertambahnya penderita gizi buruk. Pemerintah memang memiliki kekuatan besar, berkuasa mengatur anggaran negara, tapi ternyata tidak menggunakannya untuk mengatasi masalah kronis gizi buruk ini secara serius.

Masyarakat di sisi lain, tidak punya kekuatan struktural. Tapi selalu ada kekuatan moral dan kultural dalam dirinya. Kita percaya nilai tolong menolong masih hidup di antara kita. Semangat menyelamatkan generasi harus digerakkan lebih kuat lagi. Segelas susu untuk bayi-bayi yang terancam gizi buruk bisa menyelematkan satu generasi masa depan. Biar bonus demografi Indonesia itu menjelma sebagai generasi emas, terhindar dari karat yang menjadikan bangsa ini melarat.

Indonesia bisa menjadi leading country di Asia, jika ibu-ibu dan keluarga Indonesia mau terlibat dalam GERAKAN EMAS (EMAK-ANAK minum SUSU). ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun