Mohon tunggu...
Yudha Prisnanto
Yudha Prisnanto Mohon Tunggu... Desainer - Digital Marketing & Pembuat Website

Inspirasi, isi hati, konspirasi, motivasi, informasi, dll selalu tertuang dalam bentuk deretan kosa kata yang membentuk sebuah barisan kalimat dan menjadi kumpulan paragraf menjadikan sebuah alur cerita yang takkan pernah hilang dalam sejarah peradaban manusia.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bedah Buku Ospek Kinomedia Chapter Bogor "Belajar Berbagi Bersama"

25 Februari 2016   19:20 Diperbarui: 25 Februari 2016   19:35 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Foto bersama. Dokpri."][/caption]Sabtu, 20 Pebruari 2016, bertempat di ruang baca anak Perpustakaan Umum Daerah Kota Bogor, acara Bedah Buku "Belajar, Berbagi, Bersama" untuk pertama kalinya dapat berlangsung berkat kerjasama antara OSPEK Kinomedia Chapter Bogor dengan Perpustakaan Umum Daerah Kota Bogor, Kinomedia WA, Grasindo Publisher dan Toko Buku Kalian. Beberapa komunitas pun ikut serta meramaikan kegiatan ini, yaitu OSPEK Kinomedia Chapter Tanggerang, OSPEK Kinomedia Chapter Bekasi dan Kelas Inspirasi Bogor. Sebagai pengisi acara, Ari Keling dan Novanka Raja hadir untuk membahas proses kreatif yang mereka jalani selama menulis novel-novel mereka. Tujuannya adalah untuk menginspirasi para peserta agar mau bersusah payah dalam menghasilkan sebuah karya. Sebab, syarat mutlak yang dibutuhkan oleh siapa pun yang ingin menjadi penulis adalah 5 % kerja keras, 5% kerja keras dan 90 % kerja keras!

Memulai sesi pertama, seorang penulis, Ari Keling berbagi cerita selama menulis novelnya “Pemilik Sepi”. Moderator acara, Nurul Istiqomah, mengawali acara dengan memberikan ulasan singkat mengenai novel terbitan Grasindo ini.

“Novel ini menceritakan tentang kisah dan perasaan yang mungkin pernah kau alami, sedang kau alami atau sekedar pernah terlintas di benakmu. Kisah ini membuatmu berpikir tentang kesetiaan, tentang melepaskan, tentang merelakan dan tentang membuat keputusan untuk dirimu sendiri dan untuk seseorang yang kau pilih untuk kau cintai,” tuturnya.

Kemudian penggalian proses kreatif selama menulis novel ini pun berlanjut. “Saya mulai menulis novel ini dari bagian epilog, dimana dalam bagian tersebut diungkapkan siapa itu si ‘Pemilik Sepi’,” jelas Ari Keling menjawab pertanyaan moderator mengenai awal mula menulis novelnya, “Sebenarnya ide awal cerita ini adalah adegan saat Amanda (tokoh utama) berada di rumah sakit. Setelah itu setiap bab saya kerjakan dengan cukup mudah dalam waktu yang cukup singkat. Satu bab satu hari. ” lanjutnya.

[caption caption="Ari Keling Bercerita"]

[/caption]

Dalam kesempatan ini selain memberikan gambaran mengenai jalan cerita novelnya (yang berhasil membuat peserta menjadi penasaran ingin membaca), pemuda asal Bekasi ini pun tak sungkan untuk menceritakan perjuangannya menjadi seseorang yang berkarir sebagai penulis. Penjelasan ini berangkat dari salah seorang peserta yang bertanya apakah penulis bisa menjadi sebuah karir.

“Penulis bisa menjadi sebuah karir. Tetapi saya tidak menganjurkan,” ungkapnya, “Jika saat ini kalian menempuh pendidikan di bidang lain misalnya, guru, menjadi guru yang bisa menulis, itu lebih keren.”

Diungkapkan oleh Ari Keling, awal ia memutuskan untuk berkarir sebagai penulis setelah resign dari sebuah perusahaan karena sudah lelah bekerja. Pada saat itu ia mendapatkan dukungan dari sang ibu atas caranya bekerja melalui menulis, sebagai pekerjaan yang memberikan harapan untuk maju. Proses yang beliau tempuh tentu saja tidak mudah. Beliau juga menceritakan mengenai pengalaman mengirimkan tulisan-tulisannya ke berbagai media. Kalau dihitung-hitung, dari 14 karya yang berhasil diterbitkan, yang tidak diterbitkan jumlahnya jauh lebih banyak lagi. Tetapi, apakah itu membuatnya berhenti menulis? Tentu saja tidak. Marilah kita nantikan karya-karya terbaru penulis ini.

Masuk pada sesi kedua, giliran Novanka Raja membedah proses kreatif dibalik “Egocentris : Destiny”. Novel yang diterbitkan oleh penerbit Kinomedia pada tahun 2015 ini merupakan seri kedua dari pendahulunya yaitu “Egocentris : Embrio”. Kali ini dipandu oleh moderator Shinta Rose yang menyatakan bahwa novel ini bisa jadi “obat yang menyembuhkan” bagi para pembacanya.

“Novel ini berisi 38 kisah tentang hidup, cinta, agama, dan takdir,” tutur Novanka Raja sebagaimana yang tertulis di cover depan novel. Disampaikan bahwa kisah-kisah yang terkemas dengan apik dalam novel tersebut akan mengubah hidup pembacanya. Bisa jadi benar, sebab seperti yang pernah dikatakan oleh salah seorang pembacanya,

“Membaca Egocentris seperti membaca sebuah perjalanan batin. Dalam hidup kita selalu menemukan itu, selalu ada pencapaian yang ingin diraih, cinta dan hidup itu sendiri. Buku ini begitu menarik, karena penulis berhasil mengemasnya dengan baik,” dikutip dari Rini Intama (penulis).

[caption caption="Novanka Raja Bercerita"]

[/caption]

Selama menyampaikan jalan cerita novelnya, para peserta terhanyut dalam kisah tersebut seolah-olah sedang membacanya sendiri. Sosok yang satu ini memang tak hanya pandai membius penikmat novel melalui tulisannya, tetapi juga melalui ucapannya.  Sungguh tak heran, sebab penggiat sastra yang satu ini hobi sekali wara-wiri sana-sini, berbicara kepada orang-orang, menyebarkan semangat berbagi belajar bersama.  

Pertanyaan demi pertanyaan diajukan baik oleh moderator maupun oleh peserta. Dari Egocentris ke tips-tips menulis. Hingga salah seorang peserta yang merupakan pelajar SMP Negeri 11 Bogor, tertarik untuk menanggapi pernyataan Novanka Raja yang mengatakan bahwa ketika menulis kita harus membayangkan apa yang kita tulis sebagai adegan dalam sebuah film, skenario dari adegan tersebut berasal dari pikiran kita. Terjadi tanya jawab di antara mereka berdua, hingga akhirnya anak laki-laki tersebut (yang baru pertama kali datang ke acara bedah buku) mulai timbul ketertarikannya untuk menulis.

Selain memberikan tips-tips menulis, penulis yang lahir di Tegal ini juga menceritakan sedikit pengalamannya memulai karir penulis. Pernah bekerja di bidang IT, lalu memutuskan keluar untuk menyelami dunia literasi (keputusan tersebut ditentang oleh orangtuanya). Bergabung di beberapa komunitas sastra di Jakarta, kemudian mulai menulis skenario FTV. Karya pertamanya yang berupa Novelet “Dawai Cinta di Kala Senja” yang berasal dari blog pribadinya diminta oleh salah satu penerbit untuk diterbitkan pada tahun 2008. Novel tersebut merupakan debut yang mengawali karya-karya selanjutnya yang semakin menegaskan karirnya sebagai seorang penulis.

[caption caption="Bedah Buku di Perpustakan Umum Kota Bogor"]

[/caption]

Tepat pukul 12.00 kegiatan Bedah Buku harus berakhir, mengingat pada hari Sabtu Perpustakaan hanya beroperasi sampai jam 12.00. Di akhir acara, OSPEK Kinomedia Chapter Bogor selaku penyelanggara acara menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran dari para peserta, terutama teman-teman sesama komunitas. Sebab, bila komunitas sama halnya dengan manusia maka, selayaknya manusia, haruslah memiliki teman. Sungguh hidup ini akan jadi terlalu sunyi jika tanpa teman. Selain itu, ucapan terima kasih juga tak lupa disampaikan kepada jajaran staf Perpustakaan Umum Daerah Kota Bogor, Kinomedia WA, Grasindo Publisher dan Toko Buku Kalian yang telah mendukung OSPEK Kinomedia Chapter Bogor mewujudkan kegiatan Bedah Buku ini menjadi kenyataan. Dengan dukungan dari semua pihak, ke depannya kami berharap akan tumbuh menjadi sebuah komunitas yang bisa menginspirasi banyak orang dengan kegiatan-kegiatan dan karya-karya yang dapat dibanggakan.

Penulis: Cinthya Karina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun