Mohon tunggu...
Dues K Arbain
Dues K Arbain Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk membungkam pikun

Slogan Sufi Anak Zaman : Jika Allah mencintai manusia, maka akan terwujud dalam tiga kwalitas : 1. Simpatik Bagaikan Matahari 2. Pemurah Bagaikan Laut 3. Rendah Hati Bagaikan Bumi

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ngehitsnya Agrowisata Tanjungsakti Pagaralam

8 September 2020   13:19 Diperbarui: 8 September 2020   13:09 1797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari belakangan ini, masyarakat Sumatera Selatan khususnya kota Palembang digoda oleh Agrowisata Tanjung Sakti Pagaralam yang  viral di media sosial, sehingga menjadi penasaran dan ingin berkunjung ke sana, tak terkecuali kami sekeluarga.

Oleh sebab itu, Jumat malam tanggal 4 September 2020 kami berangkat ke sana dengan mengendarai mobil. Sengaja memilih malam hari dengan harapan Sabtu pagi sudah sampai tujuan, karena jarak tempuh dari Palembang ke Pagaralam cukup jauh, lebih kurang  tujuh jam. Meskipun pemandangan alam dari kota yang dilintasi seperti Prabumulih, Muaraenim dan Lahat tidak bisa dinikmati, namun suasana malam di kota-kota tersebut cukup menghibur yang memancarkan cahaya lampu malam beraneka warna.

Tepat seperti dugaan, kami sampai di Pagaralam pukul 05.00 WIB, langsung menuju hotel yang dipesan online sebelumnya. Setelah bersih-bersih dan shalat subuh kami menikmati sarapan dari hotel dengan penerapan protocol covid sangat baik, satu meja hanya ada dua kursi, makanan disajikan pegawai hotel yang mengenakan sarung tangan, masker dan face shield. Di meja disiapkan sendok garpu  terbungkus tissue.

Usai sarapan kami menuju alun-alun yang ada di depan hotel. Udara Pagaralam sangat sejuk, tiupan angin seolah-olah mengantarkan salju ke wajah hingga dinginnya menusuk  tajam.  Kami berlari-lari kecil mengelilingi alun-alun hingga mendapatkan keringat yang cukup banyak barulah kami berkemas untuk mendatangi destinasi wisata.

Terdapat banyak tempat wisata yang indah dan menarik, seperti perkebunan teh Gunung Dempo, beberapa air terjun, aliran sungai yang jernih, taman-taman bunga dan lain sebagainya. Namun karena tujuan utama kami adalah Agrowisata Tanjungsakti, maka kami tak menghiraukan yang lainnya.

Perjalanan menuju Agrowisata Tanjungsakti hanya memakan jarak tempuh tak lebih dari tiga puluh lima menit dari Kota Administratif Pagaralam. Jalan yang dilalui adalah jalan raya menuju Manna, Bengkulu yang memiliki wisata pantai tak kalah menarik dibandingkan pantai-pantai lain di Indonesia.  

Meskipun struktur jalan masih berliku dan naik turun, tapi body jalan sudah lebar dengan aspal yang mulus. Kiri kanan disuguhi dengan pemandangan alam yang keren. Sawah, gunung, sungai bebatuan menciptakan kesan tersendiri. Bagi yang gamang disarankan tidak menoleh ke luar, karena ada beberapa jurang yang cukup curam dan dalam. Namun bagi pemilik jiwa petualang hal tersebut menciptakan kesan tersendiri.

Perjalanan kami tidak menemui kemacetan sama sekali. Sehingga tiba di lokasi lebih cepat, pukul tujuh pagi lebih sedikit.  Sebelum memasuki kawasan parkir kami berdecak kagum melihat rumah panggung besar dan luas, rumah tersebut tak lain adalah rumah orang tua pemiliki kawasan wisata. Berwisata ke Agrowisata Tanjung Sakti memang istimewa, tanpa dipungut biaya masuk, hanya dikenakan  parkir sebesar Rp 5.000,-. Hal ini sangatlah menyenangkan, karena jarang ditemukan di tempat lain.

Menurut informasi dari petugas parkir, pernah mereka mengenakan biaya masuk sebesar sepuluh ribu rupiah, namun pemilik kawasan wisata tidak berkenan, akhirnya diputuskan kembali bahwa pengunjung hanya dikenakan parkir lima rupiah rupiah saja.

Memasukki kawasan wisata, pemandangan luar biasa langsung menyambut, nun jauh di sebelah kira bawah terdapat air terjun eksotik asli buatan tuhan, sementara di kaki tangga terdapat kolam renang berbentuk gambar "love" yang belum diresmikian penggunaannya, dan di sebelah kanan terdapat air terjun buatan yang tampak alami dengan  tenda-tenda santai untuk menikmati pemandangan air terjun.

Berkunjung ke sini tidak puas jika tidak mandi. Air dingin yang mengalir jernih di bebatuan alam, udara yang sejuk, angin semilir menerpa dan gemercik suara air jatuh betul-betul membuat kami tak hendak beranjak dari destinasi ini. Bahkan anak perempuanku sempat membuat pengunjung terperangah saat ia terjun mengikuti jatuhnya air terjun setinggi enam meter. Aku hanya geleng-geleng menikmati kegembiraannya yang tiada terhingga.

Dan yang lebih menyenangkan lagi kami bertemu langsung dengan pemilik kawasan yang awalnya tidak disadari akan kehadirannya, tersebab beliau asyik membersihkan sampah-sampah di sungai mengenakan pakaian sederhana ala tentara Jepang. Ini momen langka, karena beliau tinggal dan menetapkan di Palembang, makanya tidak kusia-siakan untuk photo bersama.

Pesan untuk beliau, berharap kawasan wisata ini tetap melestarikan tetumbuhan hutan yang tak kalah indah dan unik, seperti bunga terompet, anggrek hutan yang spiciesnya banyak sekali saya temukan di sepanjang jalan, juga keladi-keladi yang apabila ditanam di pot bernilai jual mahal. Dapat dipastikan kawasan wisata  menjadi sumber rezeki bagi orang-orang sekitar dan semoga menjadi amal ibadah yang diridhoi-Nya. Amin.

air sungai yang dingin dan jernih (dok.pribadi)
air sungai yang dingin dan jernih (dok.pribadi)
anak-anak mandi di air terjun (dok.pribadi)
anak-anak mandi di air terjun (dok.pribadi)
bersama pemilik agrowistata bpk. harnojoyo (dok.pribadi)
bersama pemilik agrowistata bpk. harnojoyo (dok.pribadi)
dokumen kompal
dokumen kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun