Perempuanperempuan mereka, datang menerjangÂ
Tak peduli.Â
Tepian Sungai Musi telah mengajarikuÂ
Tangis pilu tak melukiskan senduÂ
Angin mendesir. Air mengalir. Nafsu membulir dari perih nafasku, dari darah perawankuÂ
Dendam terus menyusur loronglorong gelap menerobos onak duri menabuhkan gurindam biru tempat setansetan melabuhkan cinta.Â
Meleburkan nyanyian garong ke lubanglubang keranggaÂ
Aku mencoba membayangkan sedih di aliran Sungai MusiÂ
Berjinjit menjinjing pilu di bayang laluÂ
Saat terkapar lemah menelan janji palsuÂ
Sungai Musi tak akan membeku meski kejam berkumpul mengepung teriaknyaÂ