Tapi gelap tak bisa disibakkan terang,Â
noda yang pernah kau tikam tak kan terhapus sepanjang berjalannya waktuÂ
gurauan lelakimu telah merenggut kuntum yang baru mekar di seberang kali.Â
Aku harus beranjak mencari pembalasan
dadaku membuncahkan nyanyian dendam karena seruling yang kau senandungkan sangat menyakitkan
Bukan hanya aku, sebenarnya.Â
Banyak para gadis yang kau lumuri lumpur bersama mengalirnya aliran air Sungai MusiÂ
Bakung, kangkung dan enceng gondok sudah mendepakkuÂ
Aku menyangkutkan mimpi pada bunga tak bernyawaÂ
Lalu kujelang lelaki hidung belangÂ
Lukaku tak lagi kupandang, yang penting para laknat meradang panjangÂ