sudah lama aku tersesat angan,Â
hingga lupa jalan pulang,Â
beberapa kali Engkau mengirimiku sekecup rindu,Â
tapi aku abai,Â
lalai,Â
bahkan tak menyadari bahwa Engkau sedang memelukku dalam diam,Â
sesalku,Â
ingin mengulanginya lagi,Â
menyandarkan letih pada pundak kecintaanMu,Â
menumpahkan rindu dengan puisi keindahanMu,Â
tapi sayap telah rapuh tak ada kepakkannya lagi,Â
hanya menunggu bila Engkau menjemputku...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H