Mohon tunggu...
Dues K Arbain
Dues K Arbain Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk membungkam pikun

Slogan Sufi Anak Zaman : Jika Allah mencintai manusia, maka akan terwujud dalam tiga kwalitas : 1. Simpatik Bagaikan Matahari 2. Pemurah Bagaikan Laut 3. Rendah Hati Bagaikan Bumi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sumringahnya Tamu Undangan Ngundu Mantu Bobby-Kahiyang

27 November 2017   22:55 Diperbarui: 27 November 2017   23:41 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
naik mobil golf dari pemberhentian bus ke tenda, dokumen pribadi

Kesempatan untuk menghadiri undangan resepsi pernikahan Bobby -- Kahiyang tak kusia-siakan. Menurutku itu bukanlah sesuatu yang mudah, karena tidak semua orang mendapatkannya. Seorang teman baik memberiku kartu undangan  berkat kekerabatannya yang erat dengan Bobby. Undangan VVIP lagi. Keren, pikirku.

Saat menunggu hari "H" sempat membuat gelisah, keinginan untuk menghadiri acara tersebut sangat kuat yang dibalut dengan penasaran ingin melihat sosok Bapak Jokowi yang sangat fenomenal dan membuat sebagian masyarakat Indonesia begitu memujanya.

Tibalah hari yang dinanti. Minggu tanggal 26 Nopember 2017. Sesuai jatah yang tertera di undangan sesi ke dua, yaitu pukul 13.30  WIB s.d. 15.30 WIB. Berangkatlah aku dari hotel sekitar pukul 12.00 WIB ditemani kolega yang tinggal di Medan. Ia begitu antusias saat kuajak menghadiri undangan tersebut. "Kapan lagi" katanya sumringah.

satu undangan berlaku untuk dua orang, dokumen pribadi
satu undangan berlaku untuk dua orang, dokumen pribadi
Memasuki komplek perumahan Tasbih tempat resepsi pernikahan digelar aura keramaian mulai terasa. Kendaraan yang melintas sangat teratur, kebanyakkan mobil-mobil mewah para pejabat atau orang-orang kaya. Lalu papan-papan bunga tersusun ramai di sepanjang jalan komplek menuju lokasi. Jumlahnya mungkin ribuan, tak bisa dihitung lagi. Sepanjang jalan dijaga oleh polisi dan petugas Dishub. Mereka mengarahkan setiap kenderaan yang lewat, maklum di komplek tersebut cukup banyak persimpangan jalan yang bisa membingungkan.

Makin mendekati lokasi semakin ramai mobil, sementara rumah-rumah di sekitar tertutup rapat seperti tak berpenghuni. Menurut kolegaku para tetangga yang dekat lokasi banyak yang menginap di hotel, takut kalau-kalau jalan di komplek tersebut macet atau terjadi gangguan yang tak diinginkan. Namun  ketakutan tersebut tidak terjadi, buktinya jalan yang aku lalui biasa saja, dan lalu lintas meskipun ramai tapi teratur.

naik mobil golf dari pemberhentian bus ke tenda, dokumen pribadi
naik mobil golf dari pemberhentian bus ke tenda, dokumen pribadi
Kami memarkir mobil di sebuah hamparan tanah kosong yang luas, bisa menampung seribuan mobil. Lalu kami diarahkan oleh seorang petugas keamanan menuju mobil jemputan yang disiapkan panitia. Mobil tersebut hilir mudik menuju lokasi tanpa henti. Perjalanan menuju lokasi tidak begitu jauh, namun cukup menguras keringat jika dilakukan dengan berjalan kaki. Setelah turun dari mobil bus dilanjutkan lagi dengan menaiki mobil golf. Sepertinya panitia sangat memanjakan para tamunya.

Tepat pukul 13.00 WIB kami berada di depan pintu masuk ke tenda resepsi. Karena tamu sesi pertama belum habis, kami belum dipersilahkan masuk. Penjagaan ketat dilakukan oleh Paspampres. Aku mencoba mencari paspampres yang pernah menghebohkan jagat netizen, tapi tak terlihat sama sekali. 

Acara memang terjadwal sesuai susunan, begitu jam sudah menunjukkan pukul 13.30 WIB pasukan penjaga pintu mempersilahkan masuk.   Aku pikir di pintu masuk tersebut akan kacau, tapi ternyata pasukan sangat sigap mengatur tamu, setiap satu undangan hanya berlaku untuk dua orang. Dan itu benar-benar diterapkan. Saya melihat seorang wanita cantik yang dikeluarkan dari barisan, ia memakai gaun mewah dengan make up layaknya artis, tapi siapa yang peduli, temannya hanya membawa satu undangan, sementara mereka pergi bertiga. Kasihan juga melihatnya tertunduk malu. Tapi, peraturan harus diterapkan dengan tegas. Karena ini pesta penting yang didalamnya ada orang nomor satu di Indonesia.

kambing guling dan pancake durian, dokumen pribadi
kambing guling dan pancake durian, dokumen pribadi
suasana antri depan pintu masuk tenda utama, dokumen pribadi
suasana antri depan pintu masuk tenda utama, dokumen pribadi
Setelah mengisi buku tamu, kami harus menunjukkan lembaran kecil yang ada di dalam undangan untuk discanner keaslian, lalu dilobangi pertanda sudah terdaftar. Melewati penjagaan berikutnya menggunakan scanner seperti di bandara. Hape dan elektronik lainnya dimasukkan ke dalam keranjang dan discanner pula. Lolos penjagaan tersebut belum membuat kami melenggang ke dalam tenda utama. Masih ada penjagaan berikutnya yang juga lebih sensitive lagi. Scanner lagi. Lalu lolos lagi.

Berjalan sekitar dua puluh meter, barulah kami memasuki tenda utama. Perasaan senang, dan gembira tak bisa dielakkan. Suasana sangat nyaman. Konsep alam pedesaan nan megah membuat jiwa serasa melayang menemukan taman bahagia. Orang-orang tersenyum sumringah satu sama lain. Banyak tamu yang menggunakan pakaian dari khas daerah mereka masing-masing. Sementara panitia berseragam songket Tapanuli Selatan.  Sungguh pemandangan yang luar biasa.

Aku berjalan mengitari setiap sudut ruangan. Makanan yang disajikan sangat beragam. Ada pancage dari durian, ada lontong, sate, kambing guling, siomai, miso, dan lain-lain,  di meja makan lainnya terdapat hidangan nasi yang diikuti beragam lauk pauk. Tersedia pula holat, yang merupakan makanan khas Tapanuli Selatan, yaitu ikan emas bakar yang dimasak dengan bumbu kayu balakka yang rasanya kelat namun nikmat.

antri untuk bersalaman dengan kedua mempelai, dokumen pribadi
antri untuk bersalaman dengan kedua mempelai, dokumen pribadi
saat bersalaman dengan kedua mempelai, dokumen pribadi
saat bersalaman dengan kedua mempelai, dokumen pribadi
Aku sempat tercengang. Pakaian adatnya hampir mirip dengan pakaian adat Palembang, sempat terpikir juga  apakah ada hubungan antara budaya Palembang dan Mandailing Natal. Bisa iya, bisa tidak. Tapi ada yang menarik, ketika para tamu yang terdiri dari keturunan raja-raja se-nusantara hadir, mereka saling kenal satu sama lain. Bahkan saya mendengar percakapan keturunan Raja Aceh, mengakunya masih ada hubungan dengan keturunan Raja yang datang dari Lampung. Nah, lo? Bisa jadi perkiraanku tak salah.

Aku belum hendak meninggalkan ruangan megah tersebut, selain melakukan photo-photo, menikmati pertunjukkan musik adalah pilihan selanjutnya,  suaranya tidak berisik, karena musiknya masih memberi ruang dengar untuk suara MC yang senantiasa bergema setiap saat. Kuhampiri panggung pertunjukkan saat nama Amigos, kelompok musik latin jazz yang sangat kugandrungi petikkan cetar gitarnya.Lagu-lagu Batak bergema,  saat mereka membawakan lagu "Anak Medan", sontak aku ikut tergerak mengikuti irama dengan goyang tor-tor bersama tamu undangan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun