Mohon tunggu...
Dues K Arbain
Dues K Arbain Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk membungkam pikun

Slogan Sufi Anak Zaman : Jika Allah mencintai manusia, maka akan terwujud dalam tiga kwalitas : 1. Simpatik Bagaikan Matahari 2. Pemurah Bagaikan Laut 3. Rendah Hati Bagaikan Bumi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ada Surga di Sibuhuan

15 Juni 2017   21:58 Diperbarui: 19 Juni 2017   05:11 4731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan Gantung Menuju Permata Sapihak (dokpri)

Sibuhuan, masih sangat asing di telinga penduduk Indonesia. Meskipun letaknya cukup strategis, berada di perbatasan Provinsi Riau dan Sumatera Utara dan merupakan jalur lintas Sibolga -- Pekanbaru. Namun siapa sangka  kota kecil yang merupakan ibu kota kabupaten baru pecahan dari Tapanuli Selatan ini banyak menyimpan keindahan-keindahan alam yang sangat eksotik.

Perjalananku  menuju Sibuhuan ditempuh dari Medan, dengan menggunakan pesawat Wings Air, yang merupakan satu-satunya armada udara yang membuka rute ke Bandara Aek Godang -- Tapanuli Selatan dan terbang  setiap hari. Tiba di Aek Godang pukul  11.45 WIB, dan aku melanjutkan perjalanan ke Sibuhuan melalui jalan darat tidak lebih dari  2 jam.

Sepanjang perjalanan aku disuguhi keindahan pemandangan pegunungan yang sebagian tandus dan sebagian berhutan lebat lalu sebagian lagi dipenuhi dengan tanaman industri sawit. Selain itu di sela-sela gunung mengalir air yang membentuk sungai-sungai kecil penuh batu-batu besar yang dipinggirnya banyak pepohonan asri dengan bunga berwarna warni.

Sesampai di Sibuhuan ada beberapa tempat yang sempat aku kunjungi, diantaranya adalah :

1. Makam Parmata Sapihak

Makam ini terletak di  Desa Binabo Julu, Sabarimba, Kecamatan Barumun, Kabupaten Padang Lawas.  Makam ini terletak di atas gunung, untuk menuju makam tersebut mobil yang kusewa harus diparkir jauh sebelum jembatan gantung yang merupakan satu-satunya sarana penyeberangan menuju area pemakaman.  Setelah berjalan kaki di atas jembatan gantung, aku menyewa tukang ojek untuk mengantar ke puncak gunung tempat makam Ompung Parmata Sapihak berada.

Aku sempat terkagum saat melintasi persawahan, disana kulihat seorang petani yang sedang membajak sawah dikelilingi oleh burung-burung putih yang tidak takut sama sekali dengan petani tersebut.  Lalu, saat  sepeda motor mulai mendaki, aku merasakan jalan yang dilalui cukup terjal, pendakiannya sangat tinggi, apalagi jalan masih asli tanah merah. Cukup ngeri kurasakan, takut kalau-kalau sepeda motornya meluncur kebawah.

Namun yang kukhawatirkan tidak terjadi, tukang ojeknya sangat cekatan. Dan dag dig dug jantungku selama perjalanan terbayar sudah. Aku menemukan pemandangan dari atas gunung yang memesona. Ada aliran Sungai Barumun yang mengelilingi lekuk-lekuk gunung berliku, nun jauh terlihat kota Sibuhuan yang tidak seberapa besar, tapi tetap menyuguhkan pemandangan nan elok dengan bangunan-bangunan kuno khas tanah Melayu.

Tiba di depan Makam, aku mendapat informasi dari penjaga makam, menurutnya makam ini adalah makam orang pertama yang hidup di Sibuhuan. Orang memanggilnya "Ompung Parmata Sapihak" yang merupakan cikal bakal lahirnya marga Daulay, yaitu salah satu marga asli Sibuhuan, selain marga Hasibuan. Tubuh Ompung sangat tinggi, sehingga makamnya berukuran 7 meter, sesuai dengan tinggi badannya. Makam-makam lain yang berada di sekitarnya juga panjang-panjang. Menandakan orang-orang yang hidup di zaman itu memiliki tubuh yang tidak dimiliki oleh orang yang hidup di zaman sekarang.

Jembatan Gantung Menuju Permata Sapihak (dokpri)
Jembatan Gantung Menuju Permata Sapihak (dokpri)
Petani Membajak Sawah dikelilingi Burung-burung Putih (dokpri)
Petani Membajak Sawah dikelilingi Burung-burung Putih (dokpri)
Makam Ompung Parmata Sapihak (dokpri)
Makam Ompung Parmata Sapihak (dokpri)
Pemandangan dari atas Gunung Makam Parmata Sapihak (dokpri)
Pemandangan dari atas Gunung Makam Parmata Sapihak (dokpri)
2. Sungai Siraisan

Selesai menikmati Pemandangan di Makam Parmata Sapihak, aku menuju tempat wisata alam lainnya, yaitu Sungai Siraisan. Sungai ini terletak di desa Siraisan, Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas. Untunglah aku berkunjung di hari Minggu, jadi pengunjung sangat ramai. Daya tarik sungai ini terletak pada airnya yang jernih dan dingin menggigit. Saat memasukkan kaki ke airnya, kakiku terasa dingin membeku layaknya masuk lemari es. Aliran Sungai Siraisan sangat deras, karena berasal dari air gunung yang mengelilinginya. Batu-batuan di sungai ini juga menambah kekagumanku akan indahnya sungai ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun