Detik demi detik
Lonceng berdetak membonceng waktu
Seolah ia berkata : [caption caption="Dokumen pribadi"][/caption]"Esok dunia akan berubah!"
"Tengoklah ke dalam dentinganku, bukankah indah terlukis di sana?"
Ah,
Aku tak percaya waktu
Setiap hari ia menipuku dengan berjuta fatamorgana
Lihatlah hiruk pikuk menuju esok
Pembohong menjual jujur
Penjahat berlagak pahlawan
Penista bertopeng lugu
Â
Disetiap sudut-sudut kota
Lampu temaram menyinarkan fitnah
Lenguhan malam mengundang nafsuÂ
Lolongan anjing menyorakkan kekalahan nurani
Â
Lalu bathinku menjemput mimpi
Tentang keyakinanku akan janji suci
Para pengobral diksiÂ
Yang dirangkai dalam aksara puisi
Tentang pemilu damai esok hari
Melahirkan jiwa-jiwa murni manusiawi
Untuk menyiram sejuk bumi pertiwi
Dengan anyaman prilaku surgawi
Â
Denting lonceng berbunyi lagi
Menyadarkanku dunia masih tempat tipu daya dan keluh kesah
Lalu
Hiruk pikuk itu mengguncang lagi
Tanpa henti
Meskipun dunia telah mati!
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H