Gadis Kecil Berambut Rindu
Â
Seorang gadis kecil menyibakkan rambut yang bergelung rindu di balik cahaya mentari di punggung gunung rinjani
Ia memetik bait-bait puisi bernada gundah dalam tarian perih anak-anak burung malam
Baginya,
Tak ada yang berbeda
Rindu tetaplah rasa beraksara
Yang rangkaiannya menyampaikan indah berkelana memasuki ruang-ruang jiwa
Mengharap ayah bunda menyapa bersama syair kehidupan di setiap waktu yang tertuang dari catatan langit
Â
Dulu
Ia menyunting indah  yang meruah  datang silih berganti di bibir kehidupan berangkara murka setelah lelah menjelajahi bahagiaÂ
Benar,
Kehidupan tak pernah bersurut mundur
Tapi berputar ke depan pun tak berarti mujur
Â
Lalu
Gadis kecil berambut rindu itu pun menyelam ke dasar laut pengharapan
Sesekali ia menatap karang berhias ikan-ikan menyelinap di sela canda tawa
Sesekali ia menutup matanya diterjang perih tak berkesudahanÂ
Â
Ah,
Hidup memang berkata tentang merangkai pedih dan gembira, pikirnya
Dan
Gadis kecil berambut rindu itu kembali berjalan menyusuri bait-bait puisi  yang kadang syahdu mendayuÂ
Terkadang bertabur cahaya menabuh daun-daun kedamaian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H