Kecup Rinduku
Tadi pagi kau datang menjengukku
Katamu :
Rapikan ruang hatimu
Susunlah rindu itu segaris demi segaris
Agar ia mampu berenang menuju pemenang
Â
Tapi itu tak kulakukan
Bukan
Bukan aku tak mau
Rindu itu sudah membatu
Ia mengeras bersama sisa cinta yang terhanyut diderasnya persaingan bunga-bunga penebar pesona
Â
Sudikah kau duduk sejenak mendengar keluhku? Pintaku
Kan kuceritakan tentang  anggur merah yang telah tertumpah dari gelasnya
Ia lelah menunggu sepasang bibir tak kunjung datang
Â
Kecuplah rinduku
Maka mentari tak kan meninggalkan kaki langit
Seperti dulu matamu selalu berbinar menyinari relung gelapku
Kembalilah
Agar rinduku berpeluk pada rindumu