Mohon tunggu...
Dues K Arbain
Dues K Arbain Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk membungkam pikun

Slogan Sufi Anak Zaman : Jika Allah mencintai manusia, maka akan terwujud dalam tiga kwalitas : 1. Simpatik Bagaikan Matahari 2. Pemurah Bagaikan Laut 3. Rendah Hati Bagaikan Bumi

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

KPK vs Kompal

3 Agustus 2016   10:17 Diperbarui: 3 Agustus 2016   10:29 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau KPK selalu penuh kejutan dengan menemukan hal-hal baru terkait makanan pengisi perut lapar atau sekedar menjilatkan lidah mencicipi masakkan, maka Kompal sukanya memasak sendiri paganan yang bermuasal dari zaman Sriwijaya hingga zaman Alex Noerdin yang jumlahnya berjibun tertimbun nama-nama olahan tak bertuan.

Lalu tibalah waktunya, Kompal menyuguhkan satu sajian khas terkenal di jagad raya yang menurut khabar tersiar berlisensi ISBN atau hak cipta yaitu Pempek. Kompal tidak hanya menyuguhkan cara makan pempek tapi cara masak pempek yang benar dan transparan. Para dedengkotnya berkumpul mengelilingi “tukang manggung” Bik Tika yang mengulek-ulek adonan pempek dari bahan dasar hingga menjadi bahan jadi lalu dimasak menjadi siap saji.

Bik Tika dan Umek sengaja memilih ikan giling yang berkualitas super, konon katanya, menurut cerita mereka memiliki langganan khusus di Pasar Cinde yang tak pernah mengecewakan pembeli. Ikan giling tersebut dicampur dengan terigu dan garam secukupnya lalu diaduk dengan menggunakan air dingin (es) sampai merata. Proses selanjutnya tinggal membentuk adonan menjadi pempek dengan segala rupanya, seperti pempek kapal selam, lenjer, pempek telok, adaan, pempek kulit hingga pempek krispi.

Rupanya kegiatan ini mendapat perhatian khusus dari KPK, Kang Rahab sudah membidik calon-calon tersangkanya yang meyimpan alat bukti berupa resep pempek kampiun untuk diajak berkolaborasi saat Kompasianival digelar di 8 Oktober 2016 kelak. Sungguh tak dapat dibayangkan bagaimana jadinya, kalau tukang makan bertemu dengan tukang masak. Pasti heboh. Jadi kita tunggu, tanggal mainnya, apakah ia akan terwujud dan mewujudkan seperti puisi di atas, sehingga ia betul-betul menjadi wujudan dari jiwa-jiwa bersih yang tak terkontaminasi oleh panggung politik yang dipenuhi kepentingan dan kebencian.

dokumen kompal, aisyah deka kompasianer cilik yang selalu ikut kegiatan kompal
dokumen kompal, aisyah deka kompasianer cilik yang selalu ikut kegiatan kompal
dokumen kompal, tukang manggung sedang beraksi mengadon pempek
dokumen kompal, tukang manggung sedang beraksi mengadon pempek
dokumen kompal, setiap moment tak luput dari jepretan dokter posma
dokumen kompal, setiap moment tak luput dari jepretan dokter posma
dokumen kompal, pempek yang sudah siap disantap
dokumen kompal, pempek yang sudah siap disantap
dokumen kompal, pempek keriting dalam kukusan
dokumen kompal, pempek keriting dalam kukusan
dokumen kompal, setiap moment adalah pembelajaran
dokumen kompal, setiap moment adalah pembelajaran
dokumen kompal, umek elly dan mbak nana
dokumen kompal, umek elly dan mbak nana
dokumen kompal, bik tika si tukang manggung
dokumen kompal, bik tika si tukang manggung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun