Sayangku. Sejujurnya, kerinduanku pada kamulah yang membuat sayap asmara ini kian melebar. Walau aku tak pernah berkhabar cinta. Juga tak memberi harap dalam kata. Karena aku tak ingin kelak ia dan kamu kecewa. Menuai hujat menjelmakan petaka. Memeriahkan pesta semu belaka. Namun, lukisan namamu semakin buram dihapus gerimis yang ia tumpahkan.
Aku tahu, ia menunggu pasti dari bibir bisaku. Menginginkan pulang dari setiap pergiku. Dan melepaskan isak pada tangisku akan kamu.
Lambat laun ia menggapai-gapaikan cintanya. Dan memberi sinyal tali rasa yang meresahkannya. Ia gigih memenangkan hatiku untuk sekedar menghabiskan kesenangan bersama. Ia tahu, bahwa cintanya tidak sepihak. Dan membiarkan segala kemungkinan tetap terbuka, tanpa putus asa, ia menjual pesona disetiap tarikan nafasnya.
Tapi kamu harus yakin sayangku. Hubunganku dengannya tak memiliki masa depan. Juga tak ada pengharapan. Jadi, jangan abaikan akal sehatmu, juga jangan ikuti kata hati yang menyesatkan. Karena aku, tak pernah berpikir untuk membuat tali kasih yang telah kita bina bersama menjadi sia-sia.
=====
Sayangku. Minggu ini, minggu ke tujuh aku jauh dari kamu. Aku bertekad, aku harus pulang. Kulihat nun jauh di sana, kamu memeluk girang anak-anak kita. Mereka melompat-lompat layaknya ingin bersiar kepada semua orang. “Ayah pulang, ayah pulang”. Kamu kewalahan melerainya, seperti sadar terjebak riang yang tertunda.
Ah, aku tak mungkin menceritakan kisahku padamu, seperti aku tak mungkin mengungkapkan rasaku kepadanya. Karena aku tak akan memindahkan hatiku darimu, seperti aku tak ingin membawa hatinya padaku. Sekalipun hatimu dan hatinya terpaut satu di hatiku.
=====
Sayangku. Hari ini, aku akan kembali lagi keperantauan. Aku tahu kamu sedang menyulam makna kehilangan. Saat buliran air panas menetes di bahuku, kala desah nafasmu memburu nadiku, dan gemuruh jantungmu yang mengguncang seluruh jiwa ragaku.
Aku harus pergi, sayangku. Karena di sanalah sumber rezeki untuk merajut mimpi-mimpi indah kita. Di sanalah pundi-pundi penegak kehidupan kita. Di sanalah mata air yang mengaliri sekujur tubuh kita.
=====