Mohon tunggu...
Dudun Parwanto
Dudun Parwanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Traveler

Owner bianglala publishing, penulis, komika sosial media dan motivator/ trainer penulisan,

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kaki yang Menangis

17 Januari 2022   10:10 Diperbarui: 17 Januari 2022   10:25 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aman, lahir di Bandung dari pasangan Achmad Suryana dan Euis Rohayati di Jamika, Bandung. Aman dilahirkan dalam kondisi fisik yang tidak normal yakni kakinya tidak lurus. Usia 6 bulan Aman menjalani operasi kaki di RS Hasan Sadikin Bandung. Pada masa kecil, ia sering diledhek temannya, salah satunya yakni Ibrahim atau dipanggil Baim, yang sering menyebutnya si Pengkor. Ditambah lagi Aman cadel, tak bisa mengucapkan huruf R dengan jelas sehingga sering jadi bahan bulliyan. Sang Ibu sering merasa sedih, anaknya menjadi bahan olok-olokan. Baim anak orang kaya, namanya Gunawan, seorang pejabat di Pemkot Bandung.

Suatu ketika, Baim menghina Aman sehingga mereka berantem. Karena badan Aman gede dan lebih kuat, Baim mukanya bonyok. Ia mengadukan ke orangtuanya. Gunawan tidak terima. Ia mendatangi dan memarahi orangtua Aman. Sejak itu Aman tidak dibolehkan bermain di luar. Nestapa menimpa saat remaja. Ayah Aman meninggal karena sakit. Sejak itu, Aman  membantu ibu menjaga warung sepulang sekolah.

Ketika duduk di STM 2, Aman mulai suka berantem dengan anak STM 4. Suatu saat, Aman berkelahi satu lawan satu dengan Joni, anak STM 4.  Joni luka parah. Joni anak polisi, Bapaknya bernama AKP Sugianto, Kapolsek Lengkong. Aman sempat dikandangkan di Polsek sebelum pihak sekolah menjemputnya.

Keluarga Aman mulai kesulitan ekonomi. Saat kelas 3 STM, Aman jualan kaos kaki di Gasibu. Joni masih menyimpan dendam. Sebagai anak gang motor, ia sering meneror pedagang kaki lima. Bahkan pernah bersama temannya mengobrak-abrik dagangan Aman. Ketika ingin membalas, Aman dilerai pedagang lain.

Dengan biaya sendiri Aman melanjutkan pendidikan S-1. Tak lama kemudian ia menikah dengan Imas, kawannya di STM. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Aman berjualan kaos kaki. Karena dagangan mulai ramai, ia dibantu temannya Deni. Aman membeli kios semi permanen di UPI. Baim cemburu, dia minta ayahnya menertibkan PKL melalui tangan petugas tibum. Dagangan lapak Aman dan beberapa pedagang disita. Sejak itu mereka tidak bisa berjualan di UPI.

Lelah usaha di kaki lima yang banyak tantangan, Aman mulai menitipkan dagangannya di kios dan koperasi mahasiswa dengan sistem konsinyasi. Ia fokus berjualan kaos kaki muslimah di Daarut Tauhiid dan mengontrak rumah di Geger Kalong. Tahun 2006-2007, nama Aa Gym sangat tenar dan banyak jamaah yang datang ke Daruut Tauhiid. Imbasnya kaos kaki AL AMIN milik Aman banyak dipesan jamaah dari penjuru tanah air. Aman akhirnya bisa membeli toko dan rumah untuk produksi.

Setamat kuliah Baim menjadi pengusaha baju muslim. Dia heran dengan kesuksesan Aman, Suatu hari ia mengutus seseorang untuk pura-pura bekerja sama dengan Aman. Namun ujungnya ingin menyontek produk kaos kaki wudhu yang sedang booming. Baim memproduksi kaos kaki merk Koala. Namun produksi kaos kaki wudhu  Baim kurang laku sehingga hanya menjadi follower. Akhirnya usaha itu malah bangkrut. Hutangnya banyak.

Setelah gabung di HIPMI, usaha Aman mulai maju. Aman mendapat ilmu, pembinaan dan akses modal. Tahun 2011 bersama teman-teman, ia mendirikan PT Soka Cipta Niaga. SOKA mulai berkembang. Omsetnya tiap tahun naik. Kompetitor pun menghembuskan isu Kaos Kaki SOKA menggunakan brush atau sikat yang terbuat dari babi. Sontak isu liar itu dibantah managemen SOKA.  Isu itu dijawab dengan mendaftarkan SOKA mendapat sertifikasi halal MUI. Akhirnya SOKA malah menjadi kaos kaki halal pertama di Indonesia bahkan dunia.

Baim dan Aman sama-sama di KADIN. Setelah kaos kaki Koala bangkrut, Baim berminat menjadi distributor kaos kaki SOKA. Aman  setuju. Biasanya Baim membayar dulu sebelum mengambil barang. Pada transaksi ke-3 Baim minta barang dulu. Uangnya akan ditransfer kemudian. Namun setelah ditunggu tidak ada pembayaran lagi. Rupanya uang itu digunakan Baim untuk membayar hutang. Baim menghilang. Aman rugi. Namun ia tidak mau lapor ke polisi.

Joni, bekerja menjadi kepala sekuriti Hotel. Karena dampak pandemik dia dirumahkan. Joni datang ingin bekerja di SOKA. Awalnya Deni menentang karena track record Joni jelek. Namun Aman kasihan. Joni ditugaskan di gudang. Suatu ketika Joni mengambil stok dan terekam CCTV. Akhirnya Deni mendatangi bapaknya Joni , AKBP Sugianto. Deni menunjukkan bukti tersebut. AKBP Sugianto meminta maaf dan bersedia mengganti kerugian.

Deni menceritakan kepada AKBP Sugianto apa yang dilakukan Baim. Mendengar hal itu, tanpa sepengetahuan Aman, AKBP Sugianto dan anak buahnya bergerak mencari Baim. Berbekal bukti yang diserahkan Deni, polisi berhasil menangkap Baim. Namun ketika kasus itu akan dilimpahkan ke hukum, Aman yang sedang menempuh ujian S-3 di Malaysia, pulang. Dia minta  kasus itu tidak dilanjutkan. Di kantor polisi, Baim minta maaf pada Aman. Baim menangis tersedu-sedu di kaki Aman. Kaki yang dulu sering dia bully habis-habisan.  Akhirnya Baim pun dibebaskan. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun