Mohon tunggu...
Dudun Parwanto
Dudun Parwanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Traveler

Owner bianglala publishing, penulis, komika sosial media dan motivator/ trainer penulisan,

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Markesot dan Sang "Nabi"

30 Juli 2018   07:34 Diperbarui: 30 Juli 2018   08:23 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

Sehari-hari Markesot bekerja di rumah, kebetulan rumahnya dua lantai, lantai bawah untuk rumah tangga, sedangkan lantai dua untuk kantor. Istilah kerennya rukan atau rumah kantor heheh. Di lantai atas yang menghadap jalan ada spanduk tertulis "Biangkerok Publishing"perusahaan penerbitan indie milik Markesot. Satu-satunya alasan menggunakan nama Biangkerok karena Markesot adalah penggemar berat legenda Betawi Haji Benyamin Sueb, dimana ia pernah main film berjudul Benyamin Biangkerok. Dalam ruangan tidak ada gambar Presiden, yang ada ya itu gambar Benyamin.

             Jambul adalah satu-satunya asistennya, kerjanya serabutan. Karyawan yang lain sudah dipecat karena order sedang lesu. Dulu selain Jambul, Markesot juga merekrut marketing dan reporter, tapi itu dulu, sekarang Jambul sorangan aja. Namanya usaha kadang naik turun, kadang timbul kadang tenggelam, yang penting yakin dan tidak menyerah. Hidup harus jalan terus, nggak kalah sama belok kiri hehehe.

            Jambul hanya lulusan STM tapi ia ahli desain grafis yang mengerjakan desain buku atau majalah. Disebut Jambul karena rambutnya disisir ke atas mirip jambul burung kakatua.  Orangnya nurut dan loyal, itu yang dicari Markesot, sebab banyak karyawan yang pintar tapi tidak loyal. Akhirnya malah ngrecekin pekerjaan. Makanya pemerintah tidak butuh Menteri yang pinter tapi tidak loyal karena akan menusuk dari belakang. Ilmu pas-psan nggak apa-apa yang penting loyal karena ilmu itu bisa dipelajari ibarat pepatah ala bisa karena biasa, semua yang dilatih pasti akan mahir.

***

 

Siang itu Hape Markesot berdering, dengan nada dering lagu Jika yang dinyanyika Melly Gueslow.  Seseorang berbicara diujung telepon sana.

"Pagi dengan pak Markesot?"

"Ya saya sendiri Pak"

"E begini pak, nama saya Sumanto ?"

Markesot diam sebenarnya, dia pernah mendengar nama itu di berita, nama yang kesannya tidak  nyaman di telinga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun