Mohon tunggu...
Dudun Parwanto
Dudun Parwanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Traveler

Owner bianglala publishing, penulis, komika sosial media dan motivator/ trainer penulisan,

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Warkop Reborn, Penonton Tertipu: Trailernya Sopan, Filmnya Ada Pesan Pornografi

14 September 2016   20:33 Diperbarui: 19 Desember 2016   14:38 12059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini saya nonton film Warkop Reborn di Plaza Cibubur, Bekasi, mengajak istri serta kedua anak saya 9 tahun dan 5 tahun. Bayangan saya Warkop ini akan berbeda dengan  Warkop asli tahun 1980-an yang diisi banyolan kocak serta menampilkan gadis-gadis seksi. Saya lihat trailer film ini di youtube begitu sopan sehingga ketika anak -anak ingin ikut menonton, saya iyakan saja. Tapi trailer yang disuguhkan itu ternyata menipu, karena adegan cewek seksi  tak ditampilkan, Jika di trailer itu ada adegan cewek seksi pasti disumpahi tujuh belas setan pun saya tidak akan menonton film itu. Dalam trailer juga tidak ada rating usia R-13, sementara film Comic 8 yang menampilkan adegan erotis ada di trailer, saya tidak tertarik.  

Yang saya soroti dalam tulisan ini trailernya, pertama tidak ada rating untuk R 13+ kedua tidak ada adegan seronok. Saya bandingkan dengan film My Stupid Bos produksi Falcon juga, dimana R 13+ tapi gak ada adegan seronok baik trailer maupun filnya. Lihat juga Trailer Comic 8 Casino king, untuk R 13+ dan di trailernya ada adegan seronok. Mestinya Warkop Reborn berani mengeluarkan adegan seronok di trailernya, kalau tidak itu yang disebut menipu. 

Ketika sampai di studio, pas waktu sholat dhuhur saya ke masjid, dan istri saya yang beli tiket dan tidak ngecek rating film itu. sehabis sholat saya ke studio sudah masuk dan baru lihat ada R 13, tapi anak-anak terlanjur masuk. Apalagi banyak anak-anak kecil, mungkin sekitar 20% bersama orang tuanya yang ikut nonton. Akhirnya saya pun masuk tanpa beropikiran ada adegan pornografinya. Sumpah, saya tidak ada pikiran film ini akan dibumbui adegan porno.Di samping itu, penonton saat itu mayoritas dibawah 13 tahun. Saya yakin jumlah anak dibawah 13 tahun yang menyaksikan film ini sangat banyak. Apalagi pihak gedung bisokop cenderung membiarkan anak dibawah umur boleh masuk. 

Begitu adegan Nikita Mirzani dengan busana seksinya sedang syahdu dengan Ence Bagus, saya merasa berdosa mengajak anak-anak nonton.  Ini adegan yang tidak pantas bagi anak-anak, ditambah dengan celutukan-celutukan nakal Kasino dan iindro yang melihat perabotan wanita . Sungguh sangat naif untuk diketahui anak kecil yang ingin melihat hiburan, tapi malah dirusak oleh hal yang berbau "kedewasaan" 

Dalam film selalu ada bumbu jokes berbau pornografi, seperti adegan menyodok pantat yang terjadi dua kali. Yang Pertama dialami oleh Dono (diperankan oleh Abimana) saat sedang berusaha membantu anak-anak mengambil bola di atas pohon. Dono disodok pantatnya oleh  seorang ibu yang mengira ia mencuri buah di tanaman. Alat menyodok pantatnya menggunakan kayu. Kedua, saat Dono disodok pantatnya oleh Boss Chips.

Ada beberapa pemeran perempuan yang memakai baju minim terdapat film ini, seperti Nikita Mirzani. yang berrperan sebagai perempuan bayaran Boss Chips dalam film ini. Nikita menggunakan baju sangat minim sampai terlihat belahan dada dan pahanya . Pemeran Sopphie/ Hana al Rasyud  yang merupakan anggota Chips juga mengenakan pakaian seragam yang pas di badan dengan keadaan kancing terbuka di bagian dada. 

Sederet konten yang mengarah kepada pornografi masih terdapat dalam film ini diantaranya dua asisten rumah tanggal Pak De Slamet yang menggunakan pakaian kebaya tetapi terlihat belahan dada dan pahanya. Kira-kira apa ya maksud pembuat film ini memasukkan adegan yang terus menerus menjurus ke adegan pornografi? Menurut saya tampilnya cewek seksi yang pamer perabotan bukan menambah lucu , karena warkop tanpa adegan itu sudah lucu. 

Disamping adegan vulgar diatas, saya menyoroti cerita film ini tidak jelas. Ketika Chips ditugaskan untuk mengatasi masalah namun kehadirannya malah menimbulkan masalah dengan ending mereka harus membayar denda Rp 8 miliar. Namun film ini tidak selesai karena ketika mereka sedang berusaha mencari "harta karun" di negeri jiran  dan diakhiri adegan ditutup di bandara Malaysia ketika mencari tas yang tertukar. Nampaknya sutradara yakin film ini akan laku karena berani membuat sekuel kedua dengan melabeli warkop reborn jangkrik bos part 1. setahu saya Anggy Umbara adalah sutradara hebat unuk genre film komedi. 

Kalau dhitung ngakaknya memang film ini pecah, karena beberapa hal, pertama karakter Dono yang diperankan Abimana sangat kuat dengan gig i palsunya. Dono dengan keluguannya adalah pangkal kelucuan Warkop, sementara Vino masih berusaha menjadi Kasino meski kadang-kadang karakter Vinonya muncul. Sedangkan Tora tak bisa lepas dari topeng pribadinya dan hanya menjadi bayang-bayang Indro. kelucuan yang paling kelihatan dengan melihat tren kekinian dimasukan seperti tulisan genit yang sering ditulis di belakang truk luar kota dan sebagainya. 

Lepas dari kekurangan dan kelebihan, terbukti film ini laris dan spekltakuler karena mampu menembus 3 juta penonton dalam 7 hari. Kesuksesan film dengan biaya produksi diperkirakan mencapai Rp 10 miliar ini tak lepas dari budaya nostalgia yang melekat di hati masyarakat Indonesia. Bisa di amati dari film Ada apa cinta yang juga laku keras karena faktor nostalgia dan tentu saja dengan bintang yang sama. Film ini berani menggelontorkan biaya promosi yang jor-joran. yang menurut sebuah sumber  yakni Rp 15miliar yang melebihi biaya produksi untuk masuk ke program teve prime time dengan melakukan kampanye blocking dalam acara misalnya di ajang SUCA Indosiar. 

Pastinya film bergenre komedi akan selalu mendapat tempat di hati pemirsa Indonesia yang jenuh dengan hal-hal yang mengerutkan dahi. Orang Indonesia butuh hiburan, dan industri film Indonesia tahun 2016 ini bergeliat keras dengan adanya 10 film yang menembus 1 juta penonton. Namun ada baiknya produser dalam membuat film tidak hanya mengejar uang semata, tapi juga memberi edukasi melalui pesan-pesan moral yang baik pada masyarakat. Alangkah eloknya jika pornografi tidak menjadi komoditi dalam ber komedi. Lihat Stand Up Comedy di teve, mana berani siaran langsung, karena pasti ada bahan lawakan yang kena sensor. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun