Mohon tunggu...
DUDUNG NURULLAH KOSWARA
DUDUNG NURULLAH KOSWARA Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

History Teacher in SMANSA Sukabumi Leader PGRI Sukabumi City

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Walikota Sukabumi Versi Ketua PGRI

10 Oktober 2017   18:56 Diperbarui: 10 Oktober 2017   19:06 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketiga cawalkot harus seorang pemberani. Pemimpin penakut, takut istri, takut partai, takut preman, takut sengsara dan takut tidak populis akan tersandera dimensi kemakhlukan.  Pemimpin yang baik minimal hanya takut pada Tuhannya, rakyatnya dan negaranya. Ia hanya mengabdi pada Tuhan melalui layanan  terbaik pada rakyatnya. Suara rakyat suara Tuhan. Melayani rakyat "melayani" Tuhan.

Bila pemimpin sudah menuhankan yang bukan Tuhan dalam wujud konstituen, partai politik, pengusaha, gundik, gonimah dll. maka  kepemimpinanya akan rawan penyimpangan. Hal ini terjadi karena tuntutan berbagai pihak akan merongrong jalannya pemerintahan. Berani menolak segala bentuk KKN dan segala bentuk konspirasi demi tegaknya syiar politik yang memberkati adalah syarat kepemimpinan.

Pemimpin berani itu seksi. Pemimpin penakut itu bermental perempuan. Pemimpin penakut harus dikasih rok dan bedak agar terus menjadi perempuan.  Keberanian adalah syarat penting mengingat tekanan, tuntutan dan tantangan seorangpemimpin akan sangat ekstrim dan berpariatif. Pemimpin yang hanya takut kepaa Tuhannya adalah pemimpin yang baik.

Keempat cawalkot harus sayang pada guru. Mengapa harus sayang pada guru? Ini sangat subjektif tetapi sangat strategis. Bukankah Jepang dan Finlandia maju karen pemimpinnya "menyayangi" para guru. Era kekinian adalah era pentingnya penguatan bidang SDM. Penguatan SDM hanya dengan pendidikan. Posisi guru menjadi sangat strategis. Pemimpin cerdas, cerdik dan waras akan "memanjakan" para guru demi kemajuan masyarakatnya.

Jangan sampai sebaliknya para guru, kepsek dijadikan asesoris politik. Guru dijadikan tim sukses politik bukan tim sukses pendidikan. Guru dapat menjadi variabel strategis dalam mensukseskan pembangunan daerah. Guru harus "dikuasai" oleh para pemimpin dan "dimanfaatkan" untuk menjadi penunjang pembangunan daerah. Bersama guru pasti sukses dan maju. Mulai dari beri SK pada guru-guru honorer.

Kelima cawalkot harus paham pendidikan. Bila  seorang walikota tak paham pendidikan apalagi seorang yang tingkat pendidikannya rendah maka akan sangat sulit untuk menyesuaikan dengan tuntutan dunia pendidikan yang dinamis. Diperlukan cawalkot yang terdidik, pendidik, cerdik, energik dan tak mudah panik karena wawasan cukup.

Yu kita dukung cawalkot yang SEHAT, WARAS, BERANI, PENDIDIK dan BERPENDIDIKAN.  Jangan pilih cawalkot yang kurang sehat, kurang waras, kurang berpendidikan dan kurang terdidik.  Minimal para honorer diangkat di SK kan, kesejahteraan guru TK, SD, SMP tidak timpang, para kepsek dihargai autoritasnya, kadisdik orang kompeten yang idealis dan terhindar dari politisasi pendidikan.

Yu kita cari cawalkot yang terbaik diantara semua cawalkot yang lagi mabok tebar pesona saat ini. Kita dukung, kita sukseskan Kota Sukabumi dan kita berprestasi bersama. Kota Sukabumi kota yang kecil dan mungil tetapi geliat kegaduhannya berpotensi besar. Mari kita jadikan Kota Sukabumi kota yang aduhai dimata  daerah lain. Stop kampanye hitam, stop kampanye duit, stop kampanye murahan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun