Mohon tunggu...
DUDUNG NURULLAH KOSWARA
DUDUNG NURULLAH KOSWARA Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

History Teacher in SMANSA Sukabumi Leader PGRI Sukabumi City

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Guru Harus menjadi guru

23 Maret 2016   18:23 Diperbarui: 23 Maret 2016   19:56 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Guru Harus menjadi guru

 

Menteri Pendidikan mengamanahkan pada para guru Indonesia agar mampu melayani peserta didik dengan sebaik-baiknya. Peserta didik hari ini adalah penghuni masa depan yang unprediktabel (tak dapat diprediksi). Apa persisnya yang akan terjadi saat mereka kelak dewasa hidup di masa depan. Kita tidak tahu dengan pasti. Namun “misteriusnya” masa depan hanya bisa dipecahkan  dengan persiapan SDM yang berkualitas. SDM yang berkualitas  terlahir karena proses pendidikan yang  bermutu.

Berbicara SDM yang berkualitas tentu saja hanya akan terlahir dari proses pendidikan melalui para guru yang berkualitas. Mari para guru untuk menjadi pribadi-pribadi yang memiliki semangat belajar yang tinggi melebihi peserta didiknya. Guru yang pembelajar akan mampu beradaptasi, memiliki kompetensi dan endingnya adalah siap berkompetisi.  Bila semua profesi di dunia ini harus mampu membangun kapasitas diri untuk menjawab perkembangan perubahan yang semakin cepat, maka  profesi gurulah yang  harus lebih awal dibanding profesi lain dalam membanguyn kapasitas diri.

Guru harus  memahami fenomena yang berkembang disekitarnya dan  peristiwa-peristiwa penting dimanca negara. Hal ini harus dilakukan agar proses pendidikan kontektual dan menjawab tantangan kekinian. Bila mungkin, setiap guru ditangannya harus ada gadget atau smartphone yang mampu mengakses informasi-informasi penting yang setiap menit terjadi. Bahkan, media informasi dalam bentuk buku, surat kabar, televisi bahkan gossip-gosip pendidikan harus menjadi konsumsi para guru.

Guru yang baik adalah guru yang terus meningkatkan profesionalitasnya serta   menjadikan profesinya sebagai kebanggaan dan kehormatan. Bila para guru bangga  dan terhormat menjadi guru maka panggilan hatinya akan kuat untuk mengabdi dan melayani peserta didik dengan sebaik-baiknya. Sungguh mulia menjadi guru dan sungguh akan sangat bahagia bila menjadi guru yang baik.

Setidaknya setiap guru di Indonesia harus meningkatkan empat kompetensi. Pertama, kompetensi pedagogik berkaitan dengan identifikasi karakteristik peserta didik. Tak kenal maka tak sayang. Guru yang mengenali peserta didiknya,  tidak hanya mengenal nama, melainkan potensi dibelakang namanya. Guru berkewajiban menstimulus potensi peserta didik yang beragam dengan beragam pendekatan.

Kedua, kompetensi sosial yakni kemampuan guru untuk bergaul dan berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik, rekan sejawat dan  masyarakat sekitar. Guru yang familier dan cerdas bergaul serta mampu mengemas komunikasi dengan baik akan menjadi guru yang diterima dimanapun , khususnya dihadapan peserta didik.

 Ketiga, kompetensi kepribadian yakni karakteristik pribadi guru harus menjadi teladan bagi peserta didik. Guru harus menjadi pribadi yang menularkan akhlak mulia. Guru adalah manusia sempurna dihadapan peserta didiknya. Maka jadilah pribadi yang benar-benar teladan.

Keempat, kompetensi profesional yang merupakan kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Penguasaan materi yang diampu menjadi modal utama dalam mengajarkan pengetahuan yang benar-benar dikuasai gurunya.

Selain empat kompetensi tadi, seorang gurupun harus pandai menjaga kesejahteraan keluarganya. Hindari perilaku besar pasak daripada tiang. Kemampuan mengatur dapur agar tetap ngebul adalah kecakapan finansial yang tak terdapat dalam empat kompetensi di atas. Mendiknas mengatakan "Dibutuhkan kerja keras untuk mendapatkan uang. Tapi diperlukan adab untuk menggunakan uang. Kesejahteraan yang baik dan semangat belajar yang baik akan melahirkan iklim pendidikan yang baik.

Guru harus  pandai bersyukur dan mampu menjadi  contoh dalam hal menjaga kesejahteraan keluarganya.  Guru adalah guru, Ia  selain harus  jadi contoh bagi peserta didiknya, Iapun harus jadi contoh kesejahteraan bagi masyaraktnya dimana Ia tinggal. Para gurupun  dituntut  menjadi contoh dalam berfikir kreatif, inovatif dan bagaimana menghasilkan karya. Mendiknas Anies Baswedan mengatakan, “Guru mulia dengan karyanya” Bebagai karya dapat terlahir dari tangan seorang  guru. Karya  guru dapat berupa peserta didik berprestasi, inovasi media pembelajaran, membuat buku, karya ilmiah dll. yang berkaitan dengan profesi guru.

Guru yang hebat bukanlah guru yang hanya rajin mengajar melainkan guru yang menginspirasi, memotivasi dan melahirkan peserta didik yang tadinya biasa-biasa saja menjadi luar biasa. Tidak ada orang luar biasa dan menguasai dunia tanpa melalui proses belajar pada sejumlah guru. Hampir di semua negara-negara maju guru-gurunya  kompeten, kreatif dan menjadi yang terdepan dalam membangun budaya belajar.

Semua guru harus menjadi lebih solid, kuat dan bermartabat.  Semoga pemerintah daerah, dinas pendidikan, organisasi profesi, beberapa institusi terkait dan masyarakat menjadi lebih sinergis dan lebih baik dengan guru-guru yang bermutu.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun