Mohon tunggu...
DUDUNG NURULLAH KOSWARA
DUDUNG NURULLAH KOSWARA Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

History Teacher in SMANSA Sukabumi Leader PGRI Sukabumi City

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siapa Pendidik Pertama Masuk Surga?

25 Januari 2016   09:25 Diperbarui: 25 Januari 2016   09:25 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prof. Dr. Thamrin guru besar Universitas Negeri Jakarta mengatakan dikalangan pendidik orang yang pertama masuk surga adalah guru TK dan SD. Mengapa demikian? Karena mereka orang pertama yang memberikan investasi pengetahuan dan memudahkan tugas pendidik selanjutnya. Guru pada jenjang selanjutnya sampai perguruan tinggi  mendapat manfaat kemudahan dari jasa guru TK dan SD.  Guru TK dan SD yang kompeten menentukan sukses dan tidaknya pendidikan selanjutnya.

Peletak dasar pendidikan formal adalah guru TK dan SD, dimana konten pendidikan lebih ditekankan pada pendidikan karakter setelah pengajaran intelektual. Proses pembiasaan hal baik, mengenalkan sesuatu yang baik, melakukan hal-hal baik dan memuji perilaku yang baik menjadi dasar  pembentukan kedewasaan dini. Guru TK-SD telah ikut memudahkan pendidik selanjutnya dalam mencetak generasi hebat, istimewa dan berprestasi (hiber).

Sayang sekali bila pemerintah lebih mengutamakan “pencitraan” pendidikan menengah atau perguruan tinggi dibanding pendidikan dasar. Sebaiknya kesejahteraan, fasilitas dan kapasitas para pendidik dijenjang  pendidikan dasar harus lebih diperhatikan oleh pemerintah. Guru paling genius, cerdas dan  berprestasi sebaiknya lebih diperbanyak di jenjang pendidikan dasar,  hal ini untuk memberikan dasar-dasar karakter dan intelektual yang kuat pada peserta didik.

Manajemen birokrasi tenaga pendidik pasca dikelurkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pengganti Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, memberi dampak baru yakni semua guru pendidikan dasar berada dalam “kekuasan” kepala daerah kota/kabupaten, pendidikan menengah oleh provinsi dan pendidikan tinggi oleh pemerintah pusat. Ini menjadi realitas baru yang harus diperhatikan serius, mengingat  semua tenaga pendidik dari jenjang pendidikan dasar dan tinggi harus sustainable dan bersinerji. Pemerintah dalam hal ini harus cerdas dan peka, walaupun pengelolaannya nampak terpisah tapi sinerjitasnya harus berkelanjutan dan saling menguatkan.

Pemerintah pusat harus berani menggelontorkan anggaran sebesar-besarnya  melalui kepala daerah untuk membiayai suksesnya pendidikan dasar.  Upaya peningkatan kapasitas pendidik, fasilitas satuan pendidikan, perbaikan birokrasi pendidikan di dinas pendidikan kota/kabupaten dan berbagai kepentingan pendidikan dasar lainnya harus diperhatikan dengan serius.  Para pendidik di pendidikan dasar harus lebih sejahtera, kompeten dan berani dalam melakukan inovasi pendidikan.  Para pendidik di pendidikan dasar harus lebih percaya diri dan merasa lebih berharga karena pentingnya pendidikan dasar bagi pendidikan jenjang selanjutnya.

Anies Baswedan menyatakan, soal guru adalah soal masa depan bangsa. Gurulah kelompok yang paling awal tahu potret masa depan dan gurulah yang bisa membentuk potret masa depan bangsa Indonesia. Cara sebuah bangsa memperlakukan gurunya adalah cermin cara bangsa memperlakukan masa depannya (Kompas, 28/11/13). Tony Blair sebagai PM Inggris 1996, pada periode pertama pemerintahannya menyebutkan ada tiga program terpenting: ”Pendidikan, Pendidikan, dan Pendidikan”.  Menurut penulis pendidikan sukses bila  pemerintah lebih memperhatikan pendidikan dasar, simpelnya utamakan dan sejahterakan  guru-guru Sekolah Dasar karena mereka adalah peletak dasar pendidikan Indonesia.

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun