(Sebuah tema dalam menerapkan Coaching sesama rekan guru di SMAN 1 Parongpong)
Assalamualaiku. Wr. Wb Perkenalkan nama saya Dudu Hidayat R, saya seorang guru Informatika di SMAN 1 PARONGPONG. Saat ini saya sedang mengikuti diklat CGP Jabar 2024 melalui Platform Sista Praja. Pada kesempatan kali ini saya mencoba membuat tulisan mengenai aksi nyata saya ketika mendiseminasikan hasil Pembelajaran saya pada Modul 2.3. Modul ini Membahas tentang "Coaching". Dalam tulisan ini saya mencoba menuangkan pandangan dan pengalaman saya dari hasil mempelajari modulnya dan mencoba menerapkannya di lingkungan sesama pengajar di SMAN 1 PARONGPONG.
A. Definisi dan Karakteristik Coaching
Coaching merupakan proses interaktif yang bertujuan untuk membantu individu atau kelompok dalam mencapai tujuan tertentu melalui pengembangan keterampilan dan pengetahuan. Dalam konteks pendidikan, coaching dapat didefinisikan sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengajar dan memfasilitasi pembelajaran siswa. Menurut Grant (2017), coaching dalam pendidikan tidak hanya berfokus pada pengembangan profesional guru, tetapi juga pada peningkatan hasil belajar siswa.
Karakteristik utama dari coaching adalah adanya hubungan kolaboratif antara coach dan coachee, di mana coach berperan sebagai fasilitator yang membantu coachee dalam menemukan solusi dan strategi yang tepat untuk tantangan yang dihadapi.
Karakteristik lain dari coaching adalah adanya proses refleksi yang berkelanjutan. Refleksi ini melibatkan evaluasi terhadap praktik mengajar dan hasil belajar siswa, sehingga guru dapat mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Dalam konteks ini, penggunaan alat pembelajaran digital interaktif dapat menjadi salah satu fokus refleksi, di mana guru dapat mengevaluasi dampaknya terhadap keterlibatan siswa.
Coaching juga memerlukan penetapan tujuan yang jelas dan terukur. Dalam hal ini, tujuan coaching di SMAN 1 Parongpong adalah untuk meningkatkan keterlibatan siswa melalui penggunaan alat pembelajaran digital interaktif. Dengan menetapkan tujuan yang jelas, guru dapat lebih mudah merencanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapainya.Â
Akhirnya, coaching harus bersifat berkelanjutan dan adaptif. Proses pembelajaran tidak berhenti setelah satu sesi coaching, tetapi harus terus menerus dilakukan untuk memastikan bahwa guru selalu dapat mengikuti perkembangan terbaru dalam pendidikan dan teknologi.
B. Metode Coaching yang Digunakan
Metode coaching yang digunakan dalam program ini adalah percakapan pemecahan masalah dengan alur TIRTA, yang merupakan singkatan dari Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi, Tanggung Jawab, dan Aksi. Metode ini dirancang untuk membantu guru dalam merumuskan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran dan menemukan solusi yang tepat.