Di tengah kesadaran yang meningkat akan pentingnya keberlanjutan dan pelestarian lingkungan, kerajinan daur ulang menjadi solusi kreatif yang tidak hanya berfungsi sebagai cara pengelolaan limbah, tetapi juga sebagai bentuk ekspresi seni yang bernilai tinggi. Salah satu bahan yang menarik untuk diolah adalah sisa batang pohon nangka. Pohon nangka, yang umumnya dimanfaatkan buahnya, seringkali meninggalkan batang yang terbuang. Namun, dengan sentuhan kreatif dan keahlian seni ukir, batang ini bisa diubah menjadi karya seni yang memukau.
Buk Rosmi selaku pendiri kerajinan ini yang ada di Provinsi Riau telah cukup mahir dalam menuangkan ide agar terbentuknya hasil karya yang memiliki nilai jual tinggi ini. Â Ide ini ia dapatkan dengan ketika ia bingung melihat pohon nangka di pekarangan rumahnya yang mati dan hanya meninggalkan sisa batang kayu saja. Akhirnya ia berpikir dengan jenius agar bisa memanfaatkan batang kayu nangka ini menjadi sebuah kerajinan. Dengan bantuan saudara-saudara yang memiliki kelihaian dalam mengukir ia pun akhirnya bersama-sama membuka usaha kerajinan rumahan sendiri.
Kerajinan seni ukir dari sisa batang pohon nangka menawarkan berbagai keuntungan. Pertama, dari sisi lingkungan, penggunaan sisa batang sebagai bahan baku membantu mengurangi limbah organik. Pemanfaatan ini juga mengurangi kebutuhan akan penebangan pohon baru, yang berdampak positif terhadap konservasi hutan dan keanekaragaman hayati.
Kerajinan ukir ini bisa dibentuk sedemikian rupa dan tentunya memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi, adapun yang dihasilkan dari kerajinan ini berupa keranjang buah dan Kentungan yang terbuat dari batang nangka yang tak terpakai. Dengan hal ini batang kayu yang sudah tidak terpakai jangan dianggap remeh lagi, karena jika memiliki skill dan kemampuan dalam berinovasi maka dapat menghasilkan suatu produk yang memiliki nilai ekonomis.
Dari sisi ekonomi, kerajinan ini membuka peluang usaha baru, terutama di daerah pedesaan di mana pohon nangka banyak tumbuh. Masyarakat lokal bisa diberdayakan untuk mengumpulkan, mengolah, dan mengukir batang pohon nangka, menciptakan lapangan pekerjaan dan sumber pendapatan tambahan.Â
Produk kerajinan yang dihasilkan dapat dipasarkan sebagai barang seni, dekorasi rumah, atau bahkan perabot fungsional, memberikan nilai tambah yang signifikan pada bahan yang awalnya dianggap sebagai limbah.
Dari sudut pandang seni, sisa batang pohon nangka memiliki karakteristik yang unik dan menarik. Kayu nangka dikenal karena kekuatannya dan seratnya yang indah, membuatnya ideal untuk diukir. Setiap batang memiliki tekstur dan pola yang berbeda, sehingga setiap karya seni ukir yang dihasilkan bersifat unik. Keindahan alami kayu ini, jika digabungkan dengan keterampilan pengukir, dapat menghasilkan karya seni yang tidak hanya estetik tetapi juga memiliki nilai cerita dan budaya.
Selain itu, kerajinan seni ukir dari sisa batang pohon nangka dapat menjadi media edukasi bagi masyarakat mengenai pentingnya daur ulang dan pelestarian lingkungan. Melalui pameran, workshop, dan kegiatan komunitas lainnya, masyarakat dapat belajar tentang proses daur ulang, nilai seni, dan manfaat ekonomi dari praktek ini. Ini akan meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap upaya pelestarian lingkungan sekaligus mendorong gaya hidup yang lebih berkelanjutan.
Secara keseluruhan, seni ukir dari sisa batang pohon nangka merupakan contoh sempurna bagaimana kreativitas dan kesadaran lingkungan bisa berjalan beriringan.Â
Dengan memanfaatkan limbah organik yang seringkali diabaikan, kita tidak hanya menciptakan karya seni yang bernilai tinggi, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Melalui inisiatif ini, kita dapat melihat bahwa keindahan tidak selalu harus datang dari bahan yang mahal dan baru; kadang-kadang, keindahan justru tersembunyi dalam sisa-sisa yang terlupakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H