Ada persepsi keliru di kalangan masyarakat bahwa pelaku kawin-cerai adalah hebat. Persepsi keliru ini akan berdampak negatif.
Seorang pria akan berlomba-lomba mendapatkan pasangan kemudian menceraikannya begitu saja.
Pemerintah dalam hal ini kementerian agama RI, memikirkan secara serius agar masyarakat tidak larut dalam budaya kawin-cerai. Melalui lembaga ini pemerintah memprogramkan pendidikan pra nikah.
Untuk menjadi orang tua tidak ada sekolahnya tapi kehidupan selalu mengambil pelajaran dari apa yang telah lalu.
Semakin banyak pengalaman semakin luas wawasan dan menjadi modal tersendiri bagi kehidupan rumah tangga.
Kehidupan rumah tangga yang tidak didasari oleh pengetahuan maka akan menyisakan kesengsaraan.
Kesengsaraan itu bisa berbentuk ketidaknyamanan atau ketidakamanan keluarga.
Seseorang yang diketahui pernah gonta-ganti pasangan akan menimbulkan rasa was-was dalam diri masing-masing lawan.
Was-was tersebut bisa menjadi bara dalam sekam, sewaktu-waktu akan berubah menjadi api saat ada angin yang menerpa.
Berhentilah untuk membiasakan hal yang buruk agar rumah tangga sejahtera tercapai sesuai cita-cita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H