Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Love

Masa Lalu

2 September 2024   14:33 Diperbarui: 2 September 2024   14:34 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dari katalogika.com

Setiap orang pasti memiliki masa lalu, baik untuk dikenang atau dilupakan sama sekali.

Sebagian orang memilih untuk melupakan masa lalu yang kelam, dan kembali move on menatap masa depan.

Masa lalu ibarat torehan tinta yang terpahat dalam lubuk jiwa. Setiap manusia akan terusik jika mengingatnya.

Namun bagi sebagian lain masa lalu adalah guru paling berharga agar tidak terjebak dalam kubangan keburukan dua kali.

Masa lalu adalah keniscayaan, bahkan sedetik lalu tak ada seorang pun yang bisa mengulanginya.

Masa lalu bisa jadi salah satu faktor yang membuat rumah tangga retak. Namun, bukan satu-satunya alasan.

Beberapa hal dari masa lalu yang bisa menjadi pemicu:

*Trauma: Pengalaman traumatis di masa lalu, baik oleh salah satu pasangan atau keduanya, bisa sulit dilupakan dan mempengaruhi hubungan.

*Kekecewaan: Kekecewaan yang mendalam akibat peristiwa di masa lalu bisa sulit dihilangkan dan terus menghantui hubungan.

*Kebohongan: Kebohongan besar di masa lalu bisa merusak kepercayaan dalam hubungan.

*Pengalaman buruk dalam hubungan sebelumnya: Pengalaman buruk dalam hubungan sebelumnya bisa membuat seseorang membawa pola yang sama ke hubungan yang baru.

Faktor lain yang bisa memperparah:

*Kurangnya komunikasi: Jika masalah tidak dikomunikasikan dengan terbuka, maka akan terus membesar.

*Perbedaan nilai: Perbedaan nilai yang mendasar bisa menjadi sumber konflik yang terus-menerus.

*Kurangnya perhatian: Jika salah satu pasangan merasa kurang diperhatikan, bisa menimbulkan perasaan kesepian dan tidak dicintai.

Setiap pasangan memiliki dinamika yang berbeda.

Dengan komunikasi yang baik dan upaya bersama, masa lalu tidak harus menentukan masa depan hubungan.

Jika masalah terasa terlalu berat untuk diatasi sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan dari terapis.

Masa lalu memang bisa menjadi tantangan, tapi bukan berarti hubungan tidak bisa diperbaiki. Komunikasi, saling pengertian, dan komitmen adalah kunci untuk mengatasi masalah.

Ada beragam cara berkomunikasi secara konstruktif dalam hubungan.

Mengapa komunikasi konstruktif sangat penting?

 * Mencegah konflik: Dengan berkomunikasi secara terbuka dan jujur, kita bisa mencegah masalah kecil menjadi besar.

 * Memperkuat ikatan: Komunikasi yang baik membantu kita merasa lebih dekat dan terhubung dengan pasangan.

 * Meningkatkan kepuasan: Ketika kita merasa didengar dan dipahami, kita akan merasa lebih bahagia dalam hubungan.

Tips untuk berkomunikasi secara konstruktif:

 * Pilih waktu yang tepat: Pastikan keduanya siap untuk berbicara dan tidak sedang terburu-buru.

 * Buat suasana yang nyaman: Cari tempat yang tenang dan privat untuk berbicara.

 * Gunakan "aku" statement: Ungkapkan perasaanmu dengan menggunakan kata "aku", misalnya "Aku merasa sedih ketika..."

 * Dengarkan dengan aktif: Berikan perhatian penuh pada pasanganmu dan jangan menyela.

 * Tanyakan pertanyaan terbuka: Pertanyaan terbuka mendorong pasanganmu untuk berbagi lebih banyak.

 * Fokus pada masalah, bukan pada orangnya: Hindari menyalahkan pasanganmu.

 * Cari solusi bersama: Libatkan pasanganmu dalam mencari solusi.

 * Berikan pujian: Jangan lupa untuk memberikan apresiasi pada pasanganmu.

Contoh kalimat yang konstruktif:

"Aku merasa kesal ketika kamu tidak menepati janji. Aku butuh kejelasan agar aku bisa merasa lebih tenang."

"Aku sangat menghargai saat kamu mendengarkan keluhanku. Itu membuatku merasa lebih baik."

"Bagaimana kalau kita coba melakukan ini besok?"

Ingat, komunikasi adalah proses yang terus-menerus. Dibutuhkan kesabaran dan komitmen dari kedua belah pihak untuk membangun komunikasi yang efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun