Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Ujian Kasat Mata dalam Rumah Tangga

29 Juli 2024   16:12 Diperbarui: 29 Juli 2024   16:30 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dari Madaninews.id

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar," (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 155).

Badai ujian akan silih berganti menerpa rumah tangga sekaligus untuk menguji kekokohannya. Akankah tetap bergeming atau malah kandas begitu saja.

Badai ujian itu kadang datang dari dalam, kadang juga datang dari luar. Silih berganti menggoyahkan pohon kesetiaan.

Ujian rumah tangga selalu dihadapkan dengan dua sifat, yakni ujian yang bersifat material (kasat mata), kedua bersifat immaterial (tidak kasat mata).

Ujian kasat mata seperti kekurangan materi, fisik yang sakit dan sebagainya.

Sedangkan ujian rumah tangga yang bersifat immaterial seperti perasaan jenuh berumah tangga, hati yang cemas, insecure dan sebagainya.

Masalah-masalah seperti ini sudah sering hinggap di setiap rumah tangga kita, tidak ada rumah tangga yang kosong daripada ujian-ujian semacam ini.

Kebanyakan rumah tangga mampu lolos saat ujian-ujian itu bersifat tak kasat mata, bisa juga disebut ujian internal yaitu ujian imaterial tadi.

Tetapi dalam menyikapi ujian yang bersifat kasat mata kebanyakan pasangan tidak mampu menanganinya atau bahkan gagal dalam menjalani proses mencari solusi untuk kebaikan rumah tangganya.

Kenapa banyak yang gagal sebab berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari, kasat mata dan benar-benar berwujud seperti tidak adanya materi (kekurangan harta).

Kemampuan ekonomi yang tidak stabil sudah barang tentu akan menyebabkan pasangan menjadi kalut untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Contoh lain saat salah satu pasangan dilanda penyakit, maka hal ini pun jelas sekali terlihat secara kasat mata.

Raga yang sakit tentu tidak dapat memenuhi kebutuhan, baik materi maupun biologisnya.

Jika penyakit ini merupakan penyakit yang berat dan menahun sudah tentu akan menimbulkan gejala-gejala kejenuhan dan kebosanan dalam berumah tangga.

Walaupun dasar daripada berumah tangga adalah cinta kasih namun saat fakta di lapangan harus menguji kesetiaan cinta kasih mereka, di situlah letak pertahanan keutuhan rumah tangga di pertaruhkan.

Kegagalan dalam mencari solusi penanganan masalah dalam rumah tangga, disarankan hendaknya setiap pasangan harus selalu memperkokoh rasa cinta kasih mereka dengan selalu bersama dan berharap segala masalah akan cepat selesai.

Camkan! bahwa setiap ujian itu tidak akan hilang, bahkan dia akan terus hinggap pada pribadi-pribadi yang hidup.

Masalah merupakan salah satu wujud untuk peningkatan kualitas diri, begitupun ujian yang menerpa ke dalam sebuah rumah tangga.

Ia akan menjadi rumah tangga yang berkualitas saat mereka mampu mempertahankannya, mampu keluar dari setiap ujian dan menjadi pemenang.

Setiap ujian hanyalah pengulangan-pengulangan semata, dengan demikian kita harus memiliki resep yang jitu bagaimana saat masalah itu datang kembali sehingga dengan mudah kita dapat menyelesaikannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun