Kecenderungan pasangan rumah tangga memilik harapan untuk mendapatkan keturunan sebagai buah hati pelanjut nasab.
Namun tidak semua pasangan mendapatkan apa yang diidamkannya itu. Bertahun-tahun sang istri tak pernah mengidamkan sesuatu layaknya perempuan lain yang sedang mengandung.
Perasaan hambar dan sepi mulai menyelimuti suasana rumah.
Suami tak lagi riang seperti semula, istri pun tak lagi ceria sebagaimana awal mereka berumah tangga.
Apalagi saat melihat teman sebaya menimang buah hati mereka, belum lagi saat mertua bertanya “Kapan kamu punya momongan, mama sudah tak sabar ingin menimangnya.” Sakit rasa hatinya saat mendengar bermacam pertanyaan seputar hal itu.
Bukannya tidak berusaha mengikuti program kehamilan, tapi semua hasilnya nihil.
Di rumah kerap kali terjadi cekcok dengan suami saat tema bicara masuk ke masalah anak.
Tak bisa dihindari memang, atau tak bisa ditutup-tutupi hal tersebut menjadi sangat menyakitkan perasaan bagi pasangan suami-istri.
Apalagi sewaktu cek urologi menyatakan tak ada harapan, jika pun ada harapannya sangat tipis untuk mendapatkan keturunan.
Hal itu sangat memukul perasaan, vonis dokter serasa akhir dari kebahagiaan hidupnya. Tak pernah terpikir akan ada keajaiban sang Kuasa.
Disfungsi Ereksi (DE) salah satu penyebab hilangnya kesempatan memiliki keturunan pasti sangat mengecewakan pasangan.
Adu mulut kerap kali terdengar, saling salah-menyalahkan muncul masing-masing tak mau disalahkan.
Keharmonisan rumah tangga seketika hilang, putus asa dan merasa diri tak berharga hingga menyelinap di relung-relung kalbu.
DE atau Impotensi bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti, stress, cedera konsumsi alkohol dan lain-lain.
Hali ini pula yang menyebabkan seorang suami kehilangan gairah seksualnya, lantas apa yang terjadi tentu akan mengecewakan pasangannya.
Kecenderungan masyarakat awam mengira bahwa impotensi ini dapat menurunkan atau bahkan menghilangkan kesuburan seorang pria.
Praduga itu tidak seluruhnya tepat, secara medis seorang pria yang mengidap impotensi masih bisa memiliki keturunan, tetapi karena DE inilah penyebab suami tidak bergairah terhadap sang istri.
Namun hampir sepertiga penyebab kemandulan (infertilitas) adalah dari pria yang salah satu penyebabnya adalah disfungsi ereksi.
Ada 3 hal agar keharmonisan keluarga tetap terjaga.
Pertama, komunikasi.
Komunikasikan keadaan kita dengan pasangan dengan harapan dia mengerti akan kondisi kita sebenarnya.
Kedua, memahami.
Bagaimana caranya istri paham akan kondisi suami sehingga dia bisa menerima kenyataan setelah mengetahui sebenarnya.
Ketiga, berusaha untuk berobat.
DE merupakan bagian dari penyakit medis, maka dengan keyakinan yang tinggi bahwa setiap penyakit itu ada obatnya.
Oleh karena berobatlah semaksimal mungkin setelah itu bergantunglah sepenuhnya kepada sang Maha Kuasa.
Keutuhan rumah tangga harus lebih diutamakan daripada mencari kepuasan duniawi saja.
Dengan demikian rumah tangga kita tetap ada dalam keberkahan dan keharmonisan.
Dan selalu berbaik sangka terhadap sang Pencipta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H