Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Love

Suka Mengeluh

15 Juni 2024   10:55 Diperbarui: 15 Juni 2024   11:01 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar radarsemarang.id

Penatnya kehidupan sehari-hari membuat setiap orang tak kuasa menahan gejolak emosi jiwanya.

Masalah demi masalah mendera setiap saat, seolah tak sedetik pun berlalu tanpa tumpukan masalah.

Hal yang paling pertama keluar dari gejolak emosi itu adalah keluhan.

Ya, mengeluh dirasa obat mujarab sedikit untuk mengurangi beban yang bergelayut menindih pundak.

Apakah salah jika seseorang mengeluh untuk melepas beban masalah.

Tentu tidak ada salahnya kita sebagai manusia mengeluhkan berbagai problem hidup kita.

Namun ada hal yang menjadi tidak wajar saat keluhan itu lepas kendali dan mencari objek yang salah dalam pelampiasannya.

Orang lain yang tidak ada kaitannya menjadi sasaran amarah yang lahir dari keluhannya.

Repot memang menghadapi penatnya kehidupan, dibutuhkan kesiapan mental yang kuat.

Mental yang lahir dari proses pendidikan karakter yang bukan instan.

Pendidikan yang dijalani dengan proses bertahap sedari dini.

Saat memasuki jenjang pernikahan sepasang pengantin harusnya paham bahwa membina rumah tangga bukan melulu kesenangan ata suka cita.

Bahkan terbanyak dari aktivitas sehari-hari adalah kepenatan masalah.

Bilakah kepenatan itu berakhir, tentu tidak akan ada akhirnya selama rumah tangga itu ada atau sampai tutup usia.

Lantas apa yang bisa kita lakukan agar semua keluhan itu menjadi ringan di badan dan pikiran.

Tak lain mestilah setiap beban keluarga harus ditanggung bersama-sama, seiring sejalan satu irama.

Faktor usia juga memengaruhi seberapa mampu seseorang mengontrol emosinya untuk tidak selalu mengeluh.

Pengetahuan dan usia dewasa bisa membimbing seseorang untuk siap menanggung beban hidup, meredam keluhan dan menganggap setiap masalah menjadi teman akrab yang tidak membahayakan jiwa.

Mengeluhlah sewajarnya, di tempat dan waktu yang tepat. Tidak sembarang mengeluh kepada siapa saja.

Pilih teman untuk mencurahkan isi hati (curhat) yang dirasa mampu memberi solusi.

Keluhan yang terus-menerus diarahkan ke pasangan dengan intonasi tidak wajar akan mengakibatkan pertengkaran dan memperkeruh keadaan.

Bermacam keluhan yang hadir di kehidupan rumah tangga biasanya seputar, kesempitan ekonomi, kelakuan pasangan dan kenakalan anak.

Semua bisa di atasi saat kita mampu mengidentifikasi masalahnya secara rinci.

Urutkan masalah yang benar-benar perlu solusi cepat dan ambil langkah persuasif.

Tidak semuanya orang mampu bersikap tenang saat masalah mendera.

Namun setidaknya bagi siapa yang berniat memperbaiki hubungan dalam keluarga. Tidak ada salahnya untuk mencoba hal-hal tadi.

Minta dan munajatlah kepada sang Maha Kuasa yang mampu mengangkat semua masalah hambanya.

Adukan semua persoalan kita di sepertiga malam agar masalah menjadi ringan terasa.

Tidak perlu meminta dihilangkan masalah karena masalah itu adalah bagian dari kehidupan.

Mintalah kemampuan agar kita bisa menghadapi semua masalah yang datang mendera.

Allah Maha Kuasa, Maha Segala-galanya dan memiliki semua yang kita butuhkan dalam kehidupan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun