Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Love

Perjodohan

28 April 2024   11:47 Diperbarui: 28 April 2024   12:06 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar Merdeka.com

Adalah Marlan dan Nelawati (bukan nama sebenarnya), sepasang pengantin baru dari hasil perjodohan kedua orang tuanya.

Banyak motif dari kedua orang tuanya untuk menjodohkan mereka, di antaranya adalah untuk mempererat jalinan keluarga besar, menjaga marwah darah keluarga dan kemungkinan besar juga untuk menjaga harta warisan agar tetap berputar di lingkungan keluarga besarnya.

Semuanya tidak ada yang salah karena hal itu merupakan hak pribadi masing-masing orang.

Baca juga: Pasangan Beda Usia

Namun tahukah orang tua akibat fatal dari perlakuan mereka terhadap kedua anaknya tersebut akan membawa rumah tangga mereka sempoyongan terombang-ambing dengan ketidakpastian karena mungkin saja usia belum matang.

Perjodohan biasanya dilandasi oleh keterpaksaan salah satu pasangan, dengan sebab inilah proses pernikahan atas dasar perjodohan akan rentan berbagai macam ketidakharmonisan karena pasangan tersebut mungkin saja tidak memiliki chemistry, mereka tidak mau menolak keinginan kedua orang tuanya akhirnya dengan terpaksa mereka mengikuti apa yang diperintahkan oleh orang tuanya.

Praktik Perjodohan ini sudah ada semenjak zaman-zaman lampau, biasanya mereka berharap anak keturunan mereka hidup dengan nyaman dan tenteram di bawah perlindungan mereka dan pengawasan mereka atau ada pula di zaman feodal perjodohan timbul karena hutang budi dari orang tua kepada tuan tanah.

Perjodohan memiliki sisi gelap, dalam perjodohan bisa saja mengalami hal-hal yang tidak seindah yang dibayangkan sebelumnya.

Baca juga: Cinta Beda Agama

Kedua orang tua membayangkan anaknya akan hidup bahagia, aman dan nyaman, baik dari segi harta maupun nama baik keturunan.

Akan tetapi ada satu yang luput dari ingatan, bahwasanya perjodohan yang sering kali dilatarbelakangi untuk mempererat hubungan keluarga akan berimplikasi kepada turunan.

Anak yang dijodohkan karena pertalian darah yang relatif dekat secara kesehatan menunjukkan hal yang tidak baik dan tidak disarankan.

Menurut kesehatan akibat dari perkawinan yang terlalu dekat pertalian darahnya akan menyebabkan berbagai macam penyakit pada keturunan.

Akibat paling banyak diderita keturunan hasil perjodohan adalah kemunduran mental ataupun gangguan kecerdasan dan kekurangan-kekurangan genetik lainnya.

Sebaiknya perjodohan dengan pertalian darah yang terlalu dekat bisa dihindari untuk melahirkan satu generasi yang lebih baik, sehat jasmani dan mentalnya.

Setiap orang tua tidak boleh egois untuk menentukan jalan hidup anaknya termasuk dalam memperjodohkan mereka dengan satu ikatan pernikahan, bisa jadi karena keterpaksaan.

Perjodohan inilah akhirnya akan banyak menimbulkan masalah internal rumah tangga mereka.

Saat permasalahan muncul kemudian tidak ada solusi selain perceraian, ini menandakan bukan hanya bercerainya antara satu keluarga besar saja tetapi juga satu saudara dengan saudara yang lainnya.

Petaka yang paling rentan dan berakibat saling memusuhi karena latar belakang egoisme inilah sang anak menjadi korban dari keras kepalanya orang tua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun