Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Love

Ada Hikmah di Balik Musibah

2 April 2024   14:07 Diperbarui: 2 April 2024   14:09 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar Liputan6.com

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah" (QS. Al-Hadid 57: Ayat 22).

Banyak pasangan yang kandas sebab salah satunya terpapar penyakit menahun atau cacat.

Setelah bertahun-tahun mengarungi bahtera rumah tangga, suka dan duka dilalui bersama.

Suatu hari sang suami divonis mengidap suatu penyakit berbahaya dan memerlukan penanganan lebih lama.

Di situlah perasaan seorang istri diuji, apakah dia akan tetap setia menemani suami yang divonis penyakit stroke menahun ataukah dia membelakangi lantas pergi meninggalkan suaminya begitu saja setelah bertahun-tahun bersama mengarungi suka duka bahtera rumah tangga.

Satu kasus lain sebuah rumah tangga yang romantis, telah melalui masa-masa suka dan duka bertahun-tahun bersama.

Hari itu terjadi kecelakaan yang menimpa istrinya kemudian dokter memvonis bahwa salah satu kakinya harus diamputasi. Akankah sang suami tetap membesamainya seperti sebelumnya atau malah dia menjadi mudah kecewa dan menelantarkan istrinya.

Dari dua contoh kasus di atas seringkali sebuah pasangan tidak bisa menerima kenyataan yang menimpa kepada keluarga mereka.

Sejatinya semua peristiwa yang terjadi itu sama sekali bukanlah kehendak manusia, akan tetapi semuanya merupakan takdir dari Yang Maha Kuasa, dengan berputus asa sama saja menolak ketentuan dari Tuhan.

Walau berat saat apa yang terjadi menimpa seseorang, itu adalah cobaan dan ujian yang mesti diterima dengan kelapangan dada dan kesabaran.

Namun kebanyakan manusia merasa kecewa dan tidak sabar dengan apa yang menimpa diri mereka sehingga cacat tubuh atau penyakit yang menahun itu menjadi dasar bagi dirinya untuk keluar dari keterpurukan atau kesedihan hatinya.

Rumah tangga yang semula harmonis sekarang menjadi kaku, salah satu pasangan akan terus mengabdikan dirinya terhadap pasangannya yang lain karena kemampuan fisiknya sudah terkurangi bahkan hilang.

Rupanya ada yang salah dari dasar berumah tangga jika dia berhenti di tengah jalan karena hal-hal yang telah ditakdirkan oleh Yang Maha Kuasa

Janji setia yang telah diucapkan beberapa waktu lalu saat mereka berdua melangsungkan akad pernikahan, ada kesepakatan untuk hidup bersama dalam senang dan duka, sehidup semati.

Kenangan Indah itulah yang harus selalu diingat oleh setiap pasangan, apa pun yang terjadi di kemudian hari tidak menjadi masalah atau beban yang berat bergelayut dalam pikiran masing-masing.

Apa pun yang akan terjadi baik suka maupun duka, mereka sudah menyatakan kesiapan untuk menghadapinya.

Seandainya ada salah satu di antara pasangan tersebut yang melupakannya artinya dia telah berkhianat terhadap janjinya sendiri dan sudah barang tentu hal tersebut menjadi sesuatu yang tercela.

Hidup rukun, damai dan nyaman tidak harus selalu mulus dalam hal keduniaan, bisa jadi dalam setiap musibah yang diterima ada hikmah yang sangat besar bagi dirinya.

Barang siapa yang mampu mencari hikmah maka dia-lah orang yang berbahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun