Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh mereka itu sungguh suatu dosa yang besar." (QS. Al-Isra' 17: Ayat 31).
Kebanyakan orang beranggapan bahwa rezeki itu dari suami sebab dia sebagai kepala rumah tangga. Itu salah besar, itu sudah menyalahi konsep dasar dari suatu rezeki.
Kebanyakan orang berpandangan bahwa rezeki itu adalah wujud materi dan lagi-lagi itu pun salah besar karena sudah menyalahi konsep dasar suatu rezeki. Apa itu?
Rezeki adalah segala fasilitas yang diberikan oleh sang pencipta untuk digunakan sebaik-baiknya pengabdian kepada-Nya. Itu adalah konsep dasar dari suatu rezeki dan rezeki itu tidak hanya berupa materi atau finansial saja.
Ada rezeki itu jika kita terima kita dapat kebahagiaan darinya. Seperti kita mampu melihat sesuatu dengan terang benderang itu adalah rezeki yang diberikan sang pencipta kepada kita melalui mata kita.
Dengan baiknya penglihatan kita, telinga masih mendengar dengan baik, kulit masih merasa dan meraba dengan baik, struktur anggota tubuh masih diberi kesehatan baik-baik saja itu adalah rezeki yang tak terhingga yang diberikan oleh sang pencipta kepada hambanya, sebagai fasilitas hambanya untuk mengabdikan dirinya totalitas kepada penciptanya yaitu Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Dengan melihat konsep dasar dari rezeki tersebut, akhirnya kita berpandangan bahwa semua yang kita rasakan, semua yang kita dapatkan itu sesungguhnya adalah pemberian dari sang Maha Pencipta.
Jadi yang disebut rezeki itu bukan dari suami, tapi Allah menjadikan suami sebagai perantara untuk menyampaikan rezeki yang diberikan oleh Allah Ta'ala bagi tanggungannya, bagi keluarganya.
Dan itu bukan dari jalur suami saja apakah saat suami sakit atau meninggal rezeki terputus? Tidak kan, rezeki tetap mengalir selama individu-individu masih hidup dan baru akan disempurnakan setelah mereka wafat.
Bisa jadi rezeki itu datangnya dari istri, bisa jadi rezeki itu datangnya dari anak-anak. Bahkan dulu orang tua kita berpandangan bahwa banyak anak banyak rezeki.
Kekuasaan Allah untuk memberi rezeki bagi setiap ciptaannya, tidak hanya manusia tapi meliputi semua yang Allah ciptakan, Dia yang tanggung rezekinya dari mulai dia diciptakan sampai dia diwafatkan. Dialah Ar-Razaak (Maha Pemberi Rezeki)
Bukankah Allah yang memberimu rezeki juga kepada anak-anakmu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H