Hari ini kaum muslimin telah memasuki bulan puasa Ramadan tahun 1445 Hijriyah.
Tradisi yang biasa dilakukan dalam keseharian kaum muslimin saat bulan puasa, mereka selalu mengadakan berbagai macam cara untuk mengisi hari puasa ini.
Berbagai ragam acara tersebut mulai dari yang bersifat ceramah pembinaan, ngabuburit, ada juga tradisi buka bersama.
Tradisi-tradisi semacam ini mungkin hanya ada di negara Indonesia saja, sedari dahulu kebiasaan muslim Indonesia selalu mengisi hari-hari puasa Ramadan dengan berbagai macam padat acara yang lainnya, mulai dari sahur bersama ada juga sahur on the road.
Sementara para selebriti menghiasi berbagai macam acara di televisi, acara-acara sahur, hiburan dan lain-lain. Pagi hari diisi dengan pesantren-pesantren kilat dan sore hari diisi dengan ceramah lalu ditutup dengan buka bersama.
Namun sebagai seorang muslim, rasanya kurang elok bila saat ini kita tidak berempati kepada saudara-saudara muslim kita di belahan dunia lain terutama di daerah-daerah konflik seperti: Gaza, Palestina.
Hari-hari ini di Palestina terutama jalur Gaza sedang dilanda kelaparan, mereka tidak pernah tahu kapan mereka akan mendapatkan makanan bahkan untuk berpikir mencari makanan pun tidak ada, semua blokade dari Zionis Israel benar-benar sangat ketat, jika memaksa menerobos blokade dari Zionis Israel taruhannya nyawa.
Beberapa hari lalu pemerintah Qatar mengirim bantuan melalui jalur udara dengan melemparkannya di pesisir lautan.
Saksi mata menyebutkan bahwa kebanyakan bantuan-bantuan yang diterjunkan dari udara itu menjadi mubazir karena tenggelam di lautan, dan sebagiannya hancur karena jatuh dari ketinggian. Bahkan ada beberapa korban nyawa dari warga Gaza yang berdesakkan tertimpa bantuan-bantuan dari udara tersebut.
Sementara di sini kita seolah berlomba menyediakan makanan yang terbaik untuk buka puasa.
Saat buka puasa bersama segala menu diadakan dari mulai yang manis, berbagai macam sirup, es buah, es campur, es teh manis dan sebagainya.
Beragam makanan pembuka pun tersaji seperti kurma, kue, bolu, agar-agar dan lain-lain. Setelah itu ditutup dengan makan bersama tersaji berbagai macam lauk-pauk ada sate, daging sapi, sop sayur ayam, sambal, pete dan sebagainya. Rasanya itu semua mencederai rasa kemanusiaan kita sebagai seorang muslim.
Di saat saudara kita seiman sedang ditimpa musibah kelaparan dalam tekanan penjajahan Zionis Israel, jangankan mereka berpikir untuk makan mewah untuk sahur dan berbuka saja mereka tidak tahu akan mendapatkannya dari mana.
Saat ini ada sekitar 2000 tenaga medis menjalani hari-hari puasa Ramadan mereka dengan tanpa sahur dan tanpa berbuka. Artinya selama 6 bulan ini sangat tragis kehidupan kemanusiaan rakyat Gaza, Palestina.
Apakah tidak ada rasa empati kita atas penderitaan saudara kita di Gaza.
Naudzubillahimindzalik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H