Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz)." (QS. Hud 11: Ayat 6)
Beban ekonomi untuk sebagian keluarga menjadi masalah yang cukup memicu pertengkaran, sebab ekonomi yang kurang stabil akan memengaruhi kenyamanan dalam sebuah rumah tangga.
Kebutuhan pokok yang kurang terpenuhi bisa saja menjadi bahan pikiran yang mendalam bagi seorang istri yang diposisi sebagai pengatur jalannya rumah tanggal Banyak rumah tangga yang akhirnya memilih untuk berpisah karena tidak tahan untuk menanggung beban ekonomi keluarga.
Awal Maret 2024 satu keluarga di Jakarta Utara nekat mengakhiri hidup, mereka lompat dari apartemen lantai 20. Disinyalir karena problem ekonomi keluarga, jadi tidak bisa dianggap sepele akibat dari kekurangan ekonomi keluarga. Jangankan untuk memenuhi kebutuhan sekunder untuk kebutuhan pokok saja masih begitu sulit.
Mungkin karena suami tidak memiliki pekerjaan atau baru di PHK yang akhirnya mengakibatkan putusnya aliran dana keluarga dan sebagainya.
Bagi sebagian pasangan yang masih tetap setia menjaga hubungan keluarganya, mereka harus bersama-sama banting tulang bekerja mendapatkan sesuap nasi untuk keluarganya.
Terkadang ada yang terjebak dalam pinjaman online (pinjol), kemudian telat membayar dan setiap hari di teror penagih hutang.
Hidup rasanya sempit, bernafas pun rasanya sesak karena himpitan ekonomi kadang jalan pintaslah yang mereka tempuh padahal belum tentu menjadi solusi.
Ada yang nekat mencuri bahkan merampok karena himpitan ekonomi.
Menurut data BPS sebanyak 9,57% atau 26,36 juta jiwa rakyat Indonesia ada di bawah garis kemiskinan.
Usia produktif banyak tetapi tidak dibarengi dengan adanya lapangan pekerjaan yang memadai sehingga menimbulkan kasus sosial.
Banyaknya pengangguran, itulah yang menjadi dasar bagi banyaknya pertengkaran dalam rumah tangga. Faktor ekonomi sangat berpengaruh sekali dalam Kebahagiaan rumah tangga.
Namun lepas dari itu gaya hidup juga menjadi penyebab tidak stabilnya keadaan ekonomi keluarga. Jika kebiasaan anggota keluarga berfoya-foya, hidup bermewah-mewah maka berapapun pemasukan finansial keluarga tidak akan memenuhi kebutuhan hasrat gaya hidup tersebut.
Terbaik adalah hendaknya gaya hidup itu harus disesuaikan dengan berapa pendapatan sehari-hari seseorang, jika masih dalam level aman maka tidak akan menjadi masalah. Namun seandainya gaya hidup itu melampaui dari pendapatan keluarga maka yang akan terjadi adalah ketimpangan dan akhirnya tidak menutup kemungkinan menjadi stres dan depresi karena tidak terpenuhinya gaya hidup tersebut.
Penting bagi setiap pasangan sebelum merambah ke dunia rumah tangga mereka harus saling memahami dan harus saling mengetahui apa yang akan terjadi dalam perekonomian keluarga mereka seandainya mereka kelak membina rumah tangga.
Apakah calon suami sudah memiliki penghasilan tetap dan saling mengetahui kesibukan mereka berdua. Apakah saat nanti berkeluarga kebutuhan ekonomi akan baik-baik saja dan semisalnya.
Hal-hal yang sepertinya sepele tersebut dalam satu waktu pasti menjadi penting dan pasti akan sangat menjadi batasan, bisa jadi apa yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan.
Oleh karenanya penting bagi setiap calon pasangan pengantin yang akan merambah dunia rumah tangga untuk mempersiapkan diri dalam segi kemapanan finansial. Jangan sampai Semuanya serba mendadak tidak dipersiapkan, alangkah lebih baiknya jika semua hal itu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.
Masalah ekonomi akan tetap menjadi batu sandungan bagi sebuah keluarga jika tidak saling mengerti antara kedua pasangan tersebut.
Sepemahaman pemikiran tentang finansial keluarga menjadi sangat penting agar di dalam berumah tangga tetap harmonis baik dalam suka dan duka, baik dalam kelapangan finansial ataupun saat finansial menyempit.
Sebagai makhluk yang diciptakan Allah maka janganlah merasa risau dalam urusan rezeki.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI