Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Benarkah Allah Membiarkan Gaza

7 Maret 2024   14:45 Diperbarui: 7 Maret 2024   14:52 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dari bbc.com

Sampai tulisan ini dibuat awal Maret 2024, serangan-serangan pesawat tempur Zionis Israel semakin mengganas.

Di Gaza korban telah mencapai hampir 30.000 orang syahid oleh kebrutalan tentara Zionis Israel dan dunia masih sibuk dengan beragam retorika politik mereka, Afrika Selatan menyeret Israel ke Mahkamah Internasional Den Haag, Belanda. Namun seperti yang kita duga semua itu tidak memberi dampak apa-apa, Gaza semakin tegang dan membara seperti biasa.

Israel memang sudah memosisikan dirinya untuk tutup telinga terhadap segala macam desakan dan kecaman warga dunia.

Penderitaan demi penderitaan yang dirasakan oleh rakyat Palestina terkhusus di Jalur Gaza sudah melebihi puncak penderitaan umat manusia. Hak asasi manusia bukan saja diinjak-injak tapi sudah dihilangkan sama sekali oleh Zionis Israel. Hukum-hukum perang sangat nyata dilanggar oleh pasukan Zionis, mereka bersikap barbar tidak melihat siapa objek yang harus mereka serang.

Secara umum kejahatan yang dilakukan Israel adalah membunuh semua warga Gaza, dari anak yang baru lahir sampai orang tua yang tak berdaya.

Tidak ada penderitaan di dunia ini sepertinya yang belum dirasakan oleh warga Gaza, penderitaan demi penderitaan yang begitu sangat menyakitkan dirasakan warga Gaza.

Lantas kemanakah Tuhan yang selama ini mereka pintai pertolongan, Allah Yang Maha Kuasa?

Ada seorang bayi berumur lima bulan, tulang-tulang rusuknya menonjol terlihat kurang gizi, terus-menerus menangis karena kelaparan merengek minta disusui, apa daya sang ibu pun kelaparan tak ada gizi tak ada asi.

Lantas kemanakah Tuhan mereka yang selalu mereka pintai pertolongan, Allah Yang Maha Kuasa? Jangan berburuk sangka pada-Nya, karena Dia berkehendak sebagaimana sangka hamba-Nya. Jika bersangka tidak baik maka impactnya pun tidak baik. Jika kita berbaik sangka maka begitulah Allah adanya.

Tragedi di awal bulan Maret ini saat rakyat Palestina mendapat bantuan makanan dan mereka segera berkumpul dalam satu kumpulan. Tiba-tiba berondongan peluru dari tentara Zionis menghantam tubuh-tubuh mereka. Tak sampai di situ kesadisan mereka, mayat-mayat yang bergelimpangan saat itu juga salah satunya mereka lindas memakai tank baja, tercatat sekitar 112 syahid saat itu juga.

Lantas kemanakah Tuhan mereka yang selalu mereka pintai pertolongan, Allah Subhanahu Wa Ta'ala Tuhan Yang Maha Kuasa, apakah Dia membiarkan mereka tetap dalam kesengsaraan dan hidup dalam penindasan Zionis Israel. Begitulah Tuhanmu sebagaimana sangka hambanya, jika kita berprasangka buruk maka begitulah adanya. Jika kita berprasangka baik maka begitu pula adanya.

Ada sebuah syair yang mengatakan bahwa dunia bagi seorang muslim adalah penjara dan akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya.

Ada kasus di zaman Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bahwa ada seseorang yang kehidupannya sengsara tapi dia selalu berdoa minta kebahagiaan di akhirat saja, kemudian oleh Nabi ia ditegur tidakkah kamu ingin kebahagiaan di dunia/akhirat, Aku ajarkan satu doa di mana doa itu mencakup kebahagiaan dunia dan akhirat. Rabban, tin fid duny hasanah, wa fil khirati hasanah, wa qin 'adzban nr. (Tuhan kami, berilah kami kebahagiaan di dunia/akhirat dan jauhkan kami dari api neraka).

Itulah doa yang Nabi ajarkan kepada orang tersebut, sehingga jika kita bilang bahwa dunia ini adalah penjara bagi seorang muslim maka tidak sepenuhnya benar akan tetapi jika kesabaran dan ketakwaan kemudian istiqamah dalam kesabaran itu menjadi pakaian bagi setiap muslim. Maka kehidupan sebenarnya yakni kebahagiaan hakiki, kebahagiaan yang tidak diukur oleh materi. Bisa saja jiwa raga mereka terkoyak, kehidupannya terkekang serba terbatas.

Hal demikian yang saat ini dirasakan oleh warga Gaza tetapi mereka tetap memakai baju istiqamah dalam ketakwaan dan kesabaran. Maka seperti itulah kebahagiaan mereka, tidak ada kata menyerah dalam melawan penjajah.

Slogan para pejuang adalah Isykariman aw mut syahdan "hidup mulia atau mati syahid." Lantas pertanyaannya di manakah Allah, Tuhan Yang Maha Perkasa dan Kuasa?

Jawabnya tentu Allah selalu ada bersama orang-orang yang sabar, Allah bersama di dalam dada orang-orang Palestina yang kelihatan secara kasat mata menderita, tapi jangan salah hanya warga Palestina sajalah yang merdeka dan berani melawan penjajah, di saat negara-negara di dunia tunduk kepada Zionis Israel si anak emas Amerika dan sekutunya Eropa.

Semua negara yang ada di dunia ini diam, mereka seolah menutup mata bukan karena takut terhadap Zionis Israel tapi mereka memiliki ketakutan pada backing mereka yaitu Amerika dan sekutunya. Oleh karenanya bahkan negara-negara Arab di sekitar Palestina pun tidak berani bergerak terlalu jauh kecuali hanya melakukan gerakan-gerakan kemanusiaan saja seperti memberi bantuan walaupun itu sangat terbatas sekali.

Jika tidak ada kekuatan supranatural secara matematis Palestina sudah harus lenyap dilumat rudal dan bom-bom Zionis yang kekuatannya 3 kali lipat bom atom Hirosima-Nagasaki.

Apalagi kalau bukan kekuatan iman kepada Allah. Warga Gaza khususnya yakin Allah tetap berada di samping orang-orang yang sabar dan Allah tetap berada bersama orang-orang yang Ihsan.

Ihsan ialah mereka yang tetap istiqamah walaupun ada atau tiada yang memerintah, terlihat ataupun tidak terlihat orang. Dia akan melakukan apa yang telah menjadi sumpah setianya sebagai hamba Allah yang akan taat untuk melaksanakan perintahnya secara sukarela ataupun terpaksa.

Di dada warga Gaza tersemat Allah bersama kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun