Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sudahkah Duniamu Membuatmu Senang?

25 Februari 2024   20:35 Diperbarui: 25 Februari 2024   23:05 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari Muhammadiyyah.or.id

Kebanyakan orang menilai hidup hanya dengan materi. Sudah menjadi konsumsi umum bahwa memang tanpa materi hidup begitu terasa hampa, benarkah?

Namun bagi sebagian orang yang tidak terlalu mementingkan materi dan fokus hanya hidup dalam kesederhanaan, ternyata dunia atau materi bukanlah satu-satunya untuk meraih kebahagiaan sejati. Bahkan bagi mereka dunia ini hanyalah tembok penghalang untuk meraih kebahagiaan.

Orang-orang Wara' dalam doktrin Islam mereka akan bahagia saat mereka bermulazamah dengan Tuhannya, larut dalam lantunan dzikir-dzikir dan ibadah yang menjadi makanan mereka sehari-hari. Pakaian sederhana, makan apa adanya. Malam hari dipakai untuk salat, siang hari mereka berpuasa.

Yang menggelikan adalah masih banyak orang yang terjebak dalam kehidupan dunia, mengumpulkan materi sebanyak mungkin kalau bisa siang dijadikan malam, malam dijadikan siang. Hidup sudah tidak teratur dalam benak hanya terpikir bagaimana caranya mendapatkan materi sebanyak mungkin untuk memuaskan syahwat mereka.

Faktanya materi hanyalah seperti fatamorgana, saat dilihat dari kejauhan tampak seperti riak air segar tetapi saat didekati hanyalah bayang-bayang panas saja.

Sudahkah duniamu membuatmu senang? Dunia laksana air laut yang diminum oleh seorang yang haus, bukan dahaga yang hilang semakin banyak air diminum rasa haus semakin menjadi, begitulah kenyataannya.

Rupa dunia adalah wanita, anak, perhiasan seperti emas dan perak, kendaraan mewah, binatang ternak dan ladang yang luas. Hanya perkara itu saja manusia berkutat, manusia senantiasa berlomba-lomba untuk mengumpulkannya, sampai kapan? Sampai mati. Saat hasrat terhalang oleh ketentuan ajali.

Hasrat manusia ingin hidup seribu tahun lagi dan menikmati dunia yang dicari, padahal faktanya saat seseorang di usia separuh baya, penyakit sudah banyak terasa. Penyakit umum yang menghampiri saat seseorang berusia 50 tahunan diantaranya diabetes, masalah perut, keropos tulang, emosional labil dan sebagainya. Jadi bagaimana mungkin dunia bisa ternikmati saat raga tak mampu menikmatinya.

Makanan yang keras-keras sudah mulai dibatasi, minuman yang manis-manis sudah mulai dihindari pula. Nasi sudah mulai ditakar agar kadar gula stabil, aktivitas dibatasi supaya tubuh tetap terjaga kebugarannya.

Mana kesenangan yang didambakan selama ini, itu semua adalah fatamorgana semata. Islam mengajarkan keseimbangan bagaimana cara menikmati dunia berbarengan dengan mencari akhirat.

Keseimbangan sangat dibutuhkan oleh seorang manusia agar tidak terlalu condong ke akhirat juga tidak terlalu condong ke dunia, dunia hanya sebatas wasilah meraih akhirat saja seperti peribahasa sambil menyelam minum susu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun