Banyaknya pemimpin yang muncul di tengah-tengah masyarakat tidak harus berdasar pada proses pemilihan suara saja, banyak pemimpin-pemimpin tempo dulu yang mengakar sampai sekarang terlahir dari proses kepemimpinan yang muncul secara alami atau natural diantaranya adalah pemimpin sosial dan keagamaan.
Pemimpin sosial maupun keagamaan muncul murni dari dasar kebutuhan masyarakat atas kemampuan sosok pemimpin tersebut dalam memberi solusi. Sebagai contoh jika ada permasalahan yang berkaitan dengan kepemimpinan warga banyak, secara spontan warga merujuk pada sosok yang mereka anggap panutan memberi solusi bagi mereka.
Yang membutuhkan fatwanya pun dari beragam genre baik dari kalangan muda, ibu-ibu atau bapak-bapak semua secara naluri merujukkan permasalahan sosialnya pada sosok tersebut.
Kelebihan apa yang dimiliki sosok pemimpin sosial tersebut, tak lain hanyalah rekam jejak. Keterlibatannya yang melebihi dari orang lain, terkhusus jejak sosial dalam memberi berbagai masukan dan solusi bagi setiap permasalahan warga.
Ia juga terlibat aktif dalam berbagai kegiatan-kegiatan sosial lainnya dan mampu memberi rasa lega pada warga atas kepemimpinannya tersebut kegiatan-kegiatan yang biasa digeluti sosok pemimpin sosial. Di antaranya, terlibat dalam berbagai pembangunan infrastruktur warga seperti pembangunan jalan dan gedung-gedung untuk kepentingan umum.
Berikutnya adalah pemimpin agama. Sosok pemimpin agama sama halnya dengan sosok pemimpin sosial tapi dia berbeda wilayah garapan. Sosok agamawan yang memiliki reputasi di bidang agama dan mampu memberi solusi bagi setiap permasalahan agama warga.
Sosok ini lahir dari keterlibatan dia dalam berbagai momen keagamaan baik perayaan atau hal kedukaan warga. Contoh keterlibatannya dalam perayaan seperti pernikahan, tasyakuran dan sebagainya, dia terlibat aktif di sana. Begitu pun dalam momen duka warga, dia lahir sebagai sosok sentral dalam kepengurusan berbagai momen duka. Seperti kematian, menjenguk yang sakit dan sebagainya. Masyarakat percaya sepenuhnya karena kebutuhan mereka teratasi dengan adanya sosok agamawan ini.
Fatwa dari tokoh agama ini sangat didengar baik sukarela atau terpaksa.
Berbeda dengan tokoh politik yang terlahir dari proses pemilihan politik, mereka biasanya ditunjuk atas dasar kesepakatan bersama mengangkat seorang pemimpin politik yang mampu mengurusi kepentingan politik anggotanya.
Para pemimpin politik ini lahir bisa karena kecakapan individu atau bisa jadi karena kepentingan tertentu melalui loby-loby agar seseorang mendapatkan jabatan.