Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peringatan Hari Ayah sebagai Momentum Perwujudan Rasa Cinta

14 November 2023   14:11 Diperbarui: 15 November 2023   10:55 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dari pixabay.com

Belum lama ini kita memperingati Hari Ayah Nasional pada 12 November 2023 lalu.

Di setiap negara peringatan Hari Ayah berbeda-beda waktunya. Yang pasti Hari Ayah Sedunia diperingati pada tanggal 18 Juni.

Adanya peringatan Hari Ayah ini terkesan ingin menciptakan kesamaan atau kesetaraan dengan peringatan Hari Ibu.

Hari Ayah pertama kali diperingati pada tahun 2006 di kota Solo. Jika Hari Ibu sudah diperingati sejak lama maka memperingati Hari Ayah hanya baru beberapa tahun saja.

Jika peringatan Hari Ibu penting maka memperingati Hari Ayah pun tak kalah pentingnya. Tidak ada salahnya jika dalam satu tahun ada satu hari yang dispesialkan untuk ayah.

Seorang ayah bagi anak-anaknya menempati posisi yang istimewa.

Ada seloroh tentang "cinta pertama bagi seorang anak perempuan adalah ayahnya." Ayah sering pula disebut sebagai tulang punggung keluarga, maknanya seorang ayah adalah segalanya bagi keluarga. Apakah ia mencari nafkah, tempat memberi rasa aman dan nyaman atau ayah menjadi seorang pemimpin yang mengarahkan jalan hidup sebuah keluarga.

Bagi anak yang kehilangan sosok ayah ia bak anak ayam kehilangan induk, menjadi yatim tanpa penopang hidup keluarga.

Jika Ibu adalah sekolah pertama (madrasah ula) bagi anak-anaknya maka ayah adalah penjaganya agar madrasah itu stabil dan tetap menjalankan perannya.

Andai seorang istri menjadi single parent maka dia akan menjalankan peran ganda, ia sebagai pendidik ia juga sebagai pencari nafkah. Ketidakseimbangan ini tentu akan berdampak negatif terhadap anak-anaknya.

Hari Ayah tidaklah harus diperingati secara seremoni saja, esensi dari peringatan ini adalah wajib bagi setiap anak untuk menghormati, taat, berbakti kepada ayah.

Jasa-jasa ayah tentu tidak bisa tergantikan dengan nominal uang yang kita kirimkan setiap bulan untuk sekedar makannya, sangat jauh sekali jika seorang anak menukar kebaikan ayah hanya dengan materi.

Selalu bersikap baik dan taat kepada ayah bukti bahwa kita sangat mencintainya. Hari Ayah hanya sekadar momentum tahunan untuk mengingatkan anak bahwa jangan sampai lupa untuk selalu ingat jasa dan kebaikannya. Doakan dan minta perlindungan kepada Tuhan agar ayah tetap dalam kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat.

Cinta ayah kepada anaknya tak bisa dilukiskan dengan kata-kata, rasa kekhawatiran yang berlebihan kadang hinggap di benak para ayah.

Kepekaan sang ayah jarang tertangkap oleh sang anak, dan ayah pun memakluminya, karena anak memiliki dunianya masing-masing. Selamat Hari Ayah Nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun